"Rencananya mereka berangkat tahun 2018. Namun kebijakan ini masih akan dikaji termasuk dengan jajaran komite eksekutif PSSI," ujar Edy usai memimpin Kongres PSSI 2018 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Sabtu.
Dia melanjutkan pengiriman pemain muda ke luar negeri merupakan salah satu program jangka panjang menuju Olimpiade 2024.
Bermain di Olimpiade dianggap sebagai batu loncatan bagi timnas Indonesia agar bisa berjaya di Asia pada tahun 2034. Dari sana, Indonesia diharapkan memiliki timnas berkualitas dunia pada tahun 2045 atau seabad setelah Indonesia merdeka.
Untuk mewujudkannya, PSSI menganggap perlu menyiapkan pesepak bola muda yang kini berusia 12-13 tahun atau setingkat sekolah menengah pertama (SMP).
"Karena itulah komunikasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat penting," kata Edy.
Sementara Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria menyebut butuh waktu tiga sampai empat bulan untuk mengkaji rencana keberangkatan pemain ke Italia tersebut.
"Jadi semuanya masih konsep," kata Ratu sembari menyebut bahwa alasan dipilihnya Italia sebagai negara tujuan tim U-15 berlatih karena pihaknya cuma "mengikuti arahan".
Rencana pengiriman pemain U-15 ke Italia ini mengingatkan pada program Primavera dan Baretti PSSI di rentang 1993-1996 yang juga mengirimkan pemain untuk berlatih serta berkompetisi di Italia.
Jika Primavera diikuti oleh pemain U-19 Indonesia, Baretti merupakan program untuk U-16.
Jauh sebelum itu, pada tahun 1980 PSSI melalui program Binatama sempat menngirimkan para pesepak bola muda terbaiknya ke Brazil untuk mengumpulkan ilmu.
Terkini, PSSI sudah menjalankan program pengiriman pemain U-17 pada periode 2008-2013 ke Uruguay. Para pemain yang digabung dalam tim SAD Indonesia tersebut berlatih sekaligus berkompetisi di negara dengan dua gelar juara Piala Dunia itu.
Pewarta: Michael Teguh Adiputra S
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018