Cirebon (ANTARA News) - Pasangan Brigjen Pol Siswandi dan Euis Fety Fatayati yang diusung oleh koalisi Umat gagal maju di Pemilihan Wali Kota Cirebon, Jawa Barat, karena partai pengusung meminta mahar miliyaran rupiah.
"Terima kasih kepada partai pengusung koalisi umat khususnya Gerindra dan PAN yang tidak meminta mahar sedikitpun," kata Siswandi kepada awak media di Cirebon, Sabtu.
Namun salah satu partai koalisi (PKS) itu meminta mahar sampai miliyaran.
Koalisi umat yang terdiri dari tiga partai, yaitu PAN, Gerindra dan PKS itu sudah sepakat untuk mengusung pasangan Siswandi-Euis pada Pilwalkot.
Namun pada akhirnya PKS tidak mengeluarkan rekomendasi sampai batas akhir pendaftaran ke KPU sehingga pasangan itu gagal maju, karena kurang kursi sebagai syarat pencalonan.
Siswandi mengaku tidak turunnya rekomendasi dari PKS karena dirinya tidak memenuhi permintaan yang diminta oleh partai tersebut, apalagi nominal mahar yang diminta cukup tinggi.
"Pembicaraan sudah mengarah kepada mahar dan menyebut angka naik turun sampai pada malam itu (batas akhir pencalonan) naiknya lima kali lipat. Itu sangat saya sayangkan, sedangkan saya komitmen dari awal mencalonkan tidak bermahar," tuturnya.
Siswandi mengatakan nominal mahar tersebut diminta oleh salah satu pengurus PKS Mr D pada H-1 pendaftaran.
Sementara itu ketika akan dikonfirmasi mengenai mahar yang diminta oleh PKS, pengurus partai tersebut tidak ada di kantor dan ketika ditelpon tidak ada jawaban.
Pilkada Cirebon dipastikan hanya diikuti oleh dua pasangan, yaitu petahana Nasrudin Azis-Eti Herawati serta Setiawan Budiman- Effendi Edo.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018