Negara di Afrika Utara itu memiliki rezim kurs tetap untuk dirham sejak 1970-an. Hal tersebut dipatok untuk euro dan dolar.
Othmani berbicara kepada AFP pada Jumat setelah sebuah rapat kabinet, di mana sebuah keputusan yang sudah lama dinantikan itu diambil.
Proses melangkah maju ke "kurs fleksibel" itu diharapkan akan dimulai pada Juli setelah rekomendasi dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Namun, langkah tersebut ditunda, dengan pemerintah berargumen bahwa mereka perlu lebih banyak waktu untuk mempelajari prosedurnya.
Pejabat menekankan bahwa tidak akan ada devaluasi terhadap dirham.
Kementerian Keuangan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat bahwa Bank Al-Maghrib, bank sentral Maroko, akan terus mengintervensi di pasar bursa guna memastikan lukuiditas, demikian seperti dilaporkan AFP. (mu)
Pewarta: Antara
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018