Sharm el-Sheikh (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Olmert, pada Senin menyatakan bahwa akan meminta persetujuan kabinet pada pertemuan mendatang bagi pembebasan 250 tahanan Palestina anggota partai Fatah kubu Presiden Palestina, Mahmud Abbas. Tahanan yang akan dibebaskan itu adalah mereka "yang tangannya tidak bernoda darah" -- istilah yang digunakan Israel bagi gerilyawan yang membunuh orang-orang Israel -- dan berjanji tidak akan mengangkat senjata lagi untuk melawan negara Yahudi itu, kata Olmert ketika berpidato pada pertemuan puncak empat pemimpin Timur Tengah di kota wisata Mesir Sharm el-Sheikh. Olmert, yang menghadiri pertemuan itu bersama Presiden Palestina Mahmud Abbas, Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Raja Jordania Abdullah II, mengatakan, Israel akan terus mengizinkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang dikuasai pejuang garis keras Hamas 10 hari lalu setelah pertempuran sengit lima hari dengan Fatah. Olmert mengatakan, ia dan Abbas telah sepakat untuk mengadakan pertemuan setiap dua pekan. Kedua pemimpin tersebut mengadakan perundingan bilateral sebelum pertemuan puncak itu dimulai. Ia mengatakan, tidak ada penyelesaian lain atas konflik Palestina-Israel kecuali penyelesaian "dua negara yang hidup berdampingan. Kami ingin melakukan hal ini secara jujur, serius dan dengan tekad". Pertemuan puncak empat pemimpin itu dirancang untuk menghidupkan lagi proses perdamaian Palestina-Israel dan mendukung Abbas dan pemerintah daruratnya yang baru, yang dibentuknya setelah ia membubarkan pemerintah koalisi pimpinan Hamas setelah pertempuran Fatah-Hamas di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 110 orang. Pemerintah koalisi itu, yang mulai bertugas pada Maret setelah perjanjian pembagian kekuasaan yang ditengahi Arab Saudi, dibentuk dengan harapan bisa mengakhiri pertikaian mematikan antara orang-orang Fatah dan Hamas yang telah berlangsung berbulan-bulan. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007