"Jangan sampai dalam posisi seperti ini ada yang memanfaatkan untuk spekulasi harga," kata Ketua III TPID DIY Budi Hanoto di Yogyakarta, Jumat.
Meski demikian, Budi mengatakan, TPID DIY dan Satgas Pangan DIY hingga saat ini belum mendapatkan laporan adanya spekulan harga beras.
"Sampai sekarang saya belum menerima laporannya," kata Budi yang juga Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta ini.
Menurut dia, TPID DIY memang melihat adanya lonjakan harga beras di pasaran. Lonjakan harga itu, jika mengacu data sementara antara lain dipicu oleh tingginya permintaan komoditas tersebut pascabencana siklon tropis Cempaka pada penghujung 2017.
"Selain permintaan yang tinggi, naiknya harga beras juga bisa dipicu faktor cuaca," kata dia.
Bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY dan Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre DIY, menurut dia, TPID juga terus memastikan pasokan beras di lima kabupaten/kota tetap terjaga.
Meski demikian, Budi belum melihat dampak kenaikan harga beras itu terhadap laju inflasi di DIY pada awal tahun ini.
"Tapi kami melihat stok beras di Bulog cukup bisa sampai beberapa bulan ke depan. Disperindag DIY juga berkomitmen menggelar operasi pasar (OP) beras untuk mengendalikan harga," kata dia.
Berdasarkan pantauan Disperindag DIY di Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Demangan, harga beras IR I naik dari Rp11.000 menjadi Rp11.200 per kg, IR II naik dari Rp10.400 menjadi Rp10.500 per kg.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018