"Pelakunya belum tertangkap, anggota masih terus berupaya mengejar pelakunya," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani di Makassar, Jumat.
Ia mengatakan, pelaku pengeboman kantor polsek itu berdasarkan hasil penyelidikan masih terindikasi dilakukan oleh satu orang yang disebutnya sebagai pelaku kriminal biasa.
Dicky mengaku jika pelaku pengeboman kantor polsek dengan jenis bom pipa itu tidak terindikasi sebagai bagian atau jaringan kelompok teroris yang ada di Indonesia.
"Ini masih indikasi, pelakunya itu hanyalah kriminal biasa tidak terindikasi dengan kelompok teroris," katanya.
Sebelumnya, markas Polsek Bontoala di Jalan Sunu Makassar mendapat teror dilempari bom pipa beberapa jam setelah pergantian tahun atau tepatnya sekitar pukul 03.00 Wita Senin dini hari.
Dua polisi yang terkena lemparan molotov dengan kategori daya ledak rendah itu yakni Brigpol Yudirsan dan Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin.
Brigpol Yudirsan mengalami luka pada bagian paha kanannya setelah bom molotov itu meledak dan serpihannya mengenai paha yang kemudian tembus. Sedangkan Kompol Rafiuddin mengalami luka pada jari kirinya.
"Berdasarkan keterangan korban, sebelum kejadian itu Kapolsek sempat melihat orang tak dikenal yang tiba-tiba muncul dan melemparkan benda. Setelah lemparan itu terjadi ledakan dan pelaku langsung melarikan diri ke belakang kantor Polsek," katanya.
Setelah ledakan itu, anggota jaga lainnya langsung bergegas mengejar pelaku yang kabur sebelum anggota unit penjinak bom (Jibom) Brimob Polda Sulsel tiba di Mapolsek Bontoala.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018