Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menegaskan batas waktu cabang olahraga untuk mengikat nota kesepahaman (MoU) penerimaan dana peningkatan prestasi Asian Games 2018 pada Jumat (12/1).
Kementerian mengancam tidak akan memberikan dana apa pun jika para pengurus cabang olahraga itu bersikeras tetap menolak rekomendasi anggaran bantuan prestasi tersebut.
Saat jumpa media di Kompleks Kemenpora, Jakarta, Kamis, pihak kementerian mengungkapkan tidak lagi bisa menunggu para pengurus cabang olahraga yang tetap ngotot tidak mau menandatangani MoU lantaran dana bantuan tak sesuai pengajuan mereka.
"Kami dikejar waktu untuk mencairkan dana honor dan akomodasi bagi cabor yang sudah MoU," kata Kepala Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi dan Olahraga Kemenpora Mulyana.
Jika telah MoU, pencairan dana bantuan bagi cabang olahraga tersebut dipastikan akan terlaksana pada hari Senin (15/1) mendatang.
Mulyana menegaskan jika sampai batas waktu yang ditentukan untuk mengikat Mou cabang-cabang tidak segera mengikat kesepahaman, mereka tidak akan mentolerir lagi.
"Jika cabor-cabor tidak segera juga MoU, kami akan tinggalkan. Karena cabang olahraga yang sudah MoU tinggal menunggu untuk pencairan," ucap Mulyana.
Pada Jumat (12/1), Kemenpora akan kembali memanggil semua cabang olahraga Asian Games termasuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) serta Kepala Kontingen (Chief de Mission/CDM) yang akan kembali membahas dana bantuan Asian Games.
Pasalnya, kata dia, cabang-cabang yang selama ini menolak nilai rekomendasi dari Kemenpora, hanya mengeluhkan soal pemotongan dana bantuan dari rencana anggaran yang diajukan para cabor.
"Sebab itu, akan ada tambahan dari nilai rekomendasi Kemenpora terhadap cabor-cabor yang memang berpeluang memberikan medali," ujar dia.
Ia mengatakan penambahan tersebut berdasarkan nomor-nomor pertandingan dari 40 cabang yang bisa memastikan perolehan medali. Dana tambahan tersebut, nilai totalnya sekitar Rp70 miliar.
Tambahan tersebut memang tak bisa dibagi rata. Sebab Kemenpora akan memprioritaskan nomor-nomor pertandingan yang berpotensi meraih medali.
Dikatakan Mulyana hingga hari Kamis (11/1) baru sedikit dari 40 cabang yang sudah terikat MoU, yakni bulu tangkis (PBSI), sepada (ISSI), bola basket (Perbasi), sepatu roda (Perserosi), atletik (PASI), paralayang, angkat besi, panjat tebing, jujitsu, pencak silat, rugbi dan bola tangan.
Cabang yang sudah MoU tersebut, diketahui masing-masing sepakat dengan nilai rekomendasi Kemenpora. PBSI setuju dengan nilai Rp15 miliar dari pengajuan semula Rp33 miliar, ISSI sepakat di angka Rp11,9 miliar dari pengajuan Rp61 miliar, tertinggi dari seluruh cabang olahraga.
Perbasi, sepakat menerima sekitar Rp20 miliar dari ajuan senilai Rp41,6 miliar untuk dua disiplin, basket 3x3 menerima Rp6,4 miliar dan 5 on 5 Rp13,5 miliar. Sedangkan Perserosi menerima Rp8,7 miliar dari pengajuan Rp33 miliar.
PASI yang mengajukan Rp33 miliar, sepakat di angka Rp9,9 miliar, paralayang setuju di angka Rp12,3 miliar dari pengajuan Rp34,6 miliar. Adapun angkat besi sepakat dengan Rp8,9 miliar dari pengajuan Rp17,6 miliar.
Panjat tebing yang mengajukan Rp29 miliar menerima perubahan menjadi Rp10 miliar, jujitsu menerima Rp5,9 miliar dari pengajuan semula Rp9,5 miliar dan pencak silat menerima Rp12,4 miliar dari pengajuan awal Rp18,6 miliar.
Rugbi semula mengajukan Rp17,2 miliar sepakat pada angka Rp10,3 miliar. Sedangkan bola tangan dengan pengajuan Rp18,1 miliar menerima bantuan Rp8,9 miliar.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018