Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendukung inisiatif kolaborasi pendanaan bersama atau "co-financing" untuk kegiatan riset terutama untuk topik-topik yang berguna bagi kemajuan Indonesia.

"Artinya setiap rupiah yang kita keluarkan bisa menggaet dana dari luar negeri sehingga bisa mendapatkan hasil penelitian lebih baik daripada didanai sendiri," kata Sri Mulyani di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut secara khusus mendukung penggunaan anggaran Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk "co-financing" dengan program kemitraan riset dan inovasi asal Inggris, Newton Fund.

Pemerintah Inggris sendiri mengalokasikan sekitar 735 juta poundsterling sampai tahun 2021 yang disandingkan dengan dana pendamping dari negara mitra.

Sementara anggaran penelitian yang dilakukan oleh berbagai kementerian dan lembaga di Indonesia mencapai lebih dari Rp22,1 triliun di 2018.

Pendanaan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) yang didukung oleh LPDP bersama Newton Fund akan menyalurkan sekitar 5,5 juta poundsterling selama dua sampai tiga tahun. Indonesia berperan sekitar 30 persen dari total dana tersebut.

Terdapat 11 proyek riset terpilih yang didanai, dengan rincian enam proposal di bidang penyakit tropis, dua proposal mengenai gambut dan mangrove, dua proposal mengenai polusi udara dan kebakaran hutan, dan satu proposal menyangkut astronomi bagi guru dan pelajar SMA.

Menkeu akan terus mendukung bidang-bidang penelitian yang mampu mengembangkan kekayaan sumber daya alam dan kapasitas SDM agar terjaga secara berkelanjutan.

"Kami berharap bidang yang mendukung penelitian dasar dan hilir ada `comparative advantage` bagi Indonesia, apakah itu hutan, laut, budaya, atau sosial harus bisa memperkuat Indonesia. Hal-hal yang diteliti diharapkan bisa berguna bagi masyarakat dunia," ucap Sri Mulyani.

Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018