Jakarta (ANTARA News) - Salah satu korban ledakan gardu listrik di Setiabudi, Jakarta Selatan pada Minggu (24/6), Asroli (30), meninggal pada Senin dinihari setelah sempat dirawat di RSCM karena mengalami luka bakar serius. Jenazah Asroli rencananya akan dimakamkan di kampung halamannya di Kampung Candi Mulyo, Bandar, Batang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Sementara itu, satu korban lagi Darwono (20), sampai sekarang masih dirawat intensif di ruang ICU RSCM karena mengalami luka bakar. sedangkan dua korban lainnya sudah diperbolehkan pulang, yakni, Lambang (27) dan Romli (45). Adik korban meninggal, yakni Johan (23), mengatakan, Asroli meninggal pada 01.00 WIB akibat luka bakar di sekujur tubuhnya. "Jenazah akan dimakamkan di Pekalongan. Sebelum musibah saya tidak punya firasat apa-apa," katanya. Almarhum selama di Jakarta tinggal di rumah kontrakan di Kebon Sawo Nomor 88, Karet Kuningan, Jaksel. Dirinya bekerja sebagai petugas pemasang keramik di Kelapa Gading. Sementara itu, Deputi Manajer Komunikasi PT PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang, Azwar Lubis, mengatakan, pihaknya akan memberikan santunan sebesar Rp15 juta bagi korban yang meninggal. "Sedangkan bagi korban yang masih dirawat, akan ditanggung biaya perawatannya," katanya saat menemui keluarga korban meninggal di RSCM. Di bagian lain, ia mengatakan, akibat kejadian itu sebanyak 178 gardu rusak, namun 122 gardu sudah selesai diperbaiki, sisanya 48 gardu diharapkan secepatnya sudah normal kembali. "Diharapkan gardu sudah menyala kembali, sehingga pasokan listrik dapat normal kembali," katanya. Pada Minggu (24/6) pukul 12:26 WIB terjadi ledakan di Gardu Induk (GI) Setiabudi yang mengakibatkan sel 20 kV dan panel kontrol terbakar. Akibat kejadian tersebut, pelanggan listrik yang terlayani melalui GI Setiabudi mengalami pemadaman sekitar 64 MW.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007