Beijing (ANTARA News) - Pemerintah Irak menyatakan bahwa perjanjian yang ditandatangani pada masa pemerintahan Saddam Hussein yang mengijinkan perusahaan migas China National Petroleum Corp. (CNPC) untuk mengembangkan ladang minyak Al-Ahdab masih berlaku, demikian Financial Times (FT) melaporkan, Senin.
Mengutip Menteri Perminyakan Irak, Hussein al-Shahristani, FT juga melaporkan Irak akan menyambut baik penawaran-penawaran China untuk proyek-proyek lainnya berdasarkan sebuah proses penawaran yang jujur dan transparan untuk menyusun kembali ketentuan baru berdasarkan hasil pembicaraan dengan parlemen Irak.
CNPC adalah induk perusahaan grup Petrochina yang telah menandatangani transaksi dengan Irak pada 1997 untuk mengembangkan Al-Ahdab, kata surat kabar itu.
Ladang migas tersebut merupakan satu dari yang pertama ditawarkan kepada investor asing sejak invasi balatentara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) ke Irak pada 2003.
Sebelum perang, kapasitas produksi ladang minyak tersebut diperkirakan mencapai 90.000 barel per hari dan kontrak pada 1997 itu senilai sekitar 1,2 miliar dolar AS.
"Kontrak dengan adminitratur sebelumnya tetap masih berlaku. Karena itu, sudah ditandatangani, kami akan menghormatinya," kata Al-Shahristani. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007