Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan telah membuka opsi mengimpor beras khusus untuk memperkuat stok

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, di Jakarta, Rabu, menegaskan, jika nantinya impor tersebut dilakukan oleh pemerintah, maka beras yang akan diimpor bukan merupakan beras kualitas medium, namun beras khusus dan dilakukan dalam upaya penguatan stok pemerintah.

"Opsi impor terbuka, tapi saya memilih beras khusus saja. Supaya kita tidak ada pertentangan dan berhadapan dengan produksi kita, sehingga tidak merugikan petani," katanya saat ditemui di kantornya, di Jakarta.

Munculnya opsi impor beras tersebut menanggapi pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta Perum Bulog untuk mengkaji opsi importasi guna menekan harga beras di tingkat konsumen. Dalam beberapa waktu terakhir, harga beras khususnya kualitas medium merangkak naik dan di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan data dari Perum Bulog, stok yang dimiliki saat ini kurang lebih berkisar 950 ribu ton. Stok beras komersial hanya sekitar 11 ribu ton, sementara untuk beras murah atau beras sejahtera (rastra) masih dinyatakan aman untuk memenuhi kebutuhan hingga empat bulan kedepan.

Kementerian Pertanian mencatat, luas tanam (LT) padi pada Oktober hingga Desember 2017 mengalami penurunan. Penurunan tersebut kurang lebih seluas 413 hektare, dari periode yang sama tahun 2016 sebesar 5,2 juta hektare menjadi 4,8 juta hektare pada 2017.

Enggartiasto menambahkan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan harga beras medium tersebut adalah dengan memerintahkan Perum Bulog untuk memperluas jaringan Operasi Pasar (OP).

Perluasan jaringan tersebut akan ditingkatkan menjadi 1.800 titik, dimana sebelumnya OP dilakukan di 1.100 titik di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, pemerintah sedang memastikan stok yang ada di pelaku usaha.

"Jadi kalau ada (impor) maka kita lakukan sesuai dengan arahan, adalah untuk penguatan stok. Sesuai apa yang disampaikan Wapres. Pemerintah, saya tidak akan ambil risiko," kata Enggartiasto.

Tercatat, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) berkisar pada angka 30-35 ribu ton. Pada awal Januari 2018, stok beras yang ada sebanyak 35.292 ton dan pada Rabu (10/1) berada pada angka 32.035 ton.

Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras kualitas medium tercatat mengalami kenaikan. Pada Senin (8/1), harga rata-rata nasional beras kualitas medium sebesar Rp11.131, sementara pada Selasa (9/1) mengalami kenaikan menjadi Rp11.174 per kilogram.

Harga tersebut lebih tinggi dari HET beras ditetapkan pemerintah yakni sebesar Rp9.450 per kilogram untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018