Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengharapkan kehadiran KRI I Gusti Ngurah Rai-332 akan memperkuat pengamanan perairan daerah setempat dan perairan lain di Nusantara.


Inilah kapal perang terbaru TNI AL, yang berada di kelas kapal perusak kawal berpeluru kendali, hasil kerja sama PT PAL dan galangan kapal Damen Schelde, Belanda.


Sekilas, tubuh kapal perang yang ditempatkan di Satuan Kapal Eskorta Komando Armada Kawasan Timur Indonesia TNI AL ini mirip dengan kapal perang TNI AL kelas SIGMA yang juga besutan galangan kapal Damen Schelde, di antaranya kelas KRI Diponegoro-365.


Perancang kapal perang kelas Ngurah Rai mengklaim, kapal perang yang garisan bodinya lurus dan patah-patah ini diimbuhi teknologi tidak kasat mata alias teknologi stealth (siluman).

"Atas nama seluruh masyarakat Bali, saya menghaturkan terima kasih karena telah mengabadikan nama pahlawan I Gusti Ngurah Rai menjadi nama kapal kebanggaan bangsa. Mari kita teladani semangat juang beliau dalam mengawal kedaulatan NKRI dan menjaga harga diri dan kehormatan bangsa," kata Pastika, pada pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai-332, di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Rabu.

Dia menambahkan, keberadaan kapal perang TNI AL yang akan berpatroli dari pangkalannya di Surabaya ini akan menambah intensitas dan frekuensi patroli di wilayah perairan nasional, termasuk di perairan Bali.

"Terlebih sebagai kawasan pariwisata internasional, berbagai bahaya potensi mengancam Bali sehingga perlu antisipasi yang tepat dan pengamanan yang kuat dan tangguh," ujar dia.

Sementara itu, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengukuhkan nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 untuk melengkapi sejumlah kapal perang sebelumnya dalam upaya menjaga kedaulatan Indonesia.

"Kapal ini merupakan bagian integral untuk membangun ketahanan negara serta sebagai kebangkitan dan kejayaan TNI AL," kata Tjahjanto.

Dia menegaskan, Indonesia terletak di persilangan dunia serta memiliki posisi geopolitik dan geostragis antara Asia dan Australia yang rawan dimasuki pihak asing.

Oleh sebab itu, kata dia, keberadaan sistem kesenjataan modern sangat diperlukan untuk menjaga kedaulatan Indonesia.

"Sekitar 70 persen wilayah Indonesia adalah perairan yang membutuhkan kekuatan angkatan laut untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara," ujarnya.

Panglima mengatakan bahwa keberadaan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 akan memberikan warna baru untuk TNI AL agar mampu mewujudkan suatu kekuatan yang berkelas dunia.

Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan pemakaian udeng atau ikat kepala khas Bali oleh Gubernur Bali kepada komandan perdana KRI I Gusti Ngurah Rai-332.

Diserahkan pula foto I Gusti Ngurah Rai dari keluarganya sebagai ahli waris kepada komandan kapal dan penyerahan foto kapal dari komandan kapal kepada keluarga ahli waris I Gusti Ngurah Rai.

Acara tersebut turut dihadiri Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Menteri Perhubungan, Budi Sumadi , Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Kepala Polda Bali, Inspektur Jenderal Polisi Petrus R Golose, Ketua DPRD Bali, Nyoman A Wiryatama, beserta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Bali.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018