"Nanti kalau (Bendungan Rotiklot) jadi saya resmikan lagi, saya mau lihat bendungan-bendungan yang dibangun ini kualitasnya seperti apa," katanya kepada wartawan di Bendungan Raknamo, Kabupaten Kupang, Selasa.
Presiden mengatakan hal itu menanggapi harapan Bupati Belu Wilibrodus Lay yang menginginkan agar pembangunan Bendungan Rotiklot hampir tuntas di daerahnya bisa diresmikan oleh orang nomor satu di Indonesia itu.
Presiden mengatakan, tidak hanya terkait Bendungan Rotiklot, namun, untuk Bendungan Raknamo yang sudah selesai dibangun dan diresmikan itu pun, ia akan datang kembali untuk memeriksanya.
"Ini di Raknamo sudah ada airnya pun nanti saya akan datang lagi, ingin memastikan, mengontrol bahwa airnya itu sampi ke sawahnya petani," katanya.
Ia mengatakan, pemeriksaan kembali itu penting di lakukannya mengingat kejadian-kejadian di masa lalu menunjukkan bahwa ada bendungan namun air tidak ada irigasinya.
"Ada juga yang bendungannya ada, airnya ada, tapi air tidak sampai ke petani, lucu kalau seperti ini," katanya.
Presiden mengatakan, Bendungan Raknamo dengan kapasitas tampung 14 juta kubik air yang menelan anggaran negara hingga Rp760 miliar itu merupakan bendungan yang paling pertama dituntaskan dari total jumlah bendungan yang dialokasikan sebanyak 49 bendungan seluruh Indonesia.
Ia mengatakan, NTT merupakan provinsi yang paling banyak mendapat alokasi sebanyak tujuh bendungan, sementara wilayah provinsi hanya berkisar satu atau dua bendungan.
Tujuh bendungan itu di antaranya, Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, kemudian Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka, Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo, Bendungan Kolhua di Kota Kupang, dan Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang.
Presiden mengatakan, setelah Bendungan Raknamo, pembangunan bendungan yang akan segera dituntaskan yakni Bendungan Rotiklot dan Bendungan Napunggete di Pulau Flores.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018