"Saya hanya ingin terus berkembang dan terus maju. Peluang sudah ada," kata Stefer Rahardian dalam keterangan tertulisnya yang diterima media di Jakarta, Senin.
Petarung di kelas terbang andalan Indonesia, dalam karir profesionalnya mempunyai rekor 7-0. Salah satu pertarungan yang membuat Stefer percaya diri untuk terus melaju adalah saat mengalahkan petarung asal Kamboja, Sim Bunsrun dengan pukulan telah dan membuat pertandingan dihentikan dalam waktu 67 detik.
Meski saat ini menjadi unggulan, perjuangan Stefer untuk berada diposisi saat ini membutuhkan waktu yang panjang. Bahkan, sebelumnya harus mengalami cedera ACL lutut kanan. Kondisi nyaris membuat putus asa karena biaya untuk penyembuhan cukup mahal.
Berkat tekad yang membara serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya cedera Stefer mampu disembuhkan dan bisa kembali menekuni bela diri yang selanjutnya membawa ke ajang tarung profesional One Championship.
Langkah Stefer bisa lebih bersinar jika mampu meraih hasil terbaik pada pertarungan penentuan yaitu melawan petarung asal Pakistan, Muhammad "The Spider" Imran di Jakarta Convention Center (JCC), 20 Januari nanti dalam tajuk One H King of Courage.
Untuk menghadapi pertarungan bergengsi ini, Stefer digembleng di Bali. Semua kemampuan bela diri yang dimilik terus diasah mengingat pertarungan ini sangat penting bagi karirnya terutama dalam meretas predikat juara dunia One Championship kelas terbang.
"Saya tak ingin terburu-buru. Akan selalu ada momen yang tepat. Setiap pertarungan adalah sebuah pembelajaran. Kami sebagai atlet bela diri mendapatkan ilmu yang berharga setiap saat kami berlatih dan melangkah ke dalam laga pertarungan," kata Stefer menegaskan.
Pada pertarungan One Championship 2018 di Jakarta, tidak hanya Stefer Rahardian, namun juga akan ada acara puncak yaitu penentuan juara dunia putri yang mempertemukan petarung asal Singapura, Tiffany Teo menghadapi petarung asal China, Xiong Jing Nan.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018