Jakarta (ANTARA News) - PT Industri Kereta Api (Persero) akan meneken kontrak pengadaan kereta senilai 45 juta dolar AS (sekitar Rp642,8 miliar) dengan Filipina bulan ini.

"Bulan ini dengan Filipina kita tanda tangan kontrak dua rangkaian kereta diesel multiple unit atau kereta rel diesel hidrolik," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Inka M Nur Sodiq di Jakarta, Senin.

Sodiq menyebut kontrak itu sebagai kerja sama pengerjaan proyek sarana kereta api pertama dengan Filipina.

"Mimpi kita yaitu menguasai pasar ASEAN karena enggak ada yang buat kereta begini selain di Indonesia, yaitu Inka, kemudian ke Asia Selatan baru merambah ke Pasar Afrika," katanya.

Dia mengatakan perusahaan sudah menjalin kerja sama dengan Bangladesh dalam pengerjaan 50 kereta broad gaude (BG) dan 200 kereta meter gauge (MG) senilai 99,8 juta dolar AS atau sekitar Rp1,4 triliun.

"Harus selesai 2019 ini dan pengiriman pertama akhir 2018," katanya.

Executive Vice President Inka Bambang Kushendarto mengatakan perusahaan sebelumnya sudah menggarap pesanan dari Malaysia, Thailand dan Australia.

"Untuk Filipina memang pertama, tapi untuk pasar ASEAN, kita sudah pernah dengan Malaysia, baik kereta barang maupun penumpang, kemudian Thailand itu kereta Ballast Hopper Wagon dan Australia untuk casis-nya saja," katanya.

Bambang mengatakan perusahaan juga dalam proses penjajakan kerja sama pengadaan 30 lokomotif dengan Zambia senilai 90 juta dolar AS atau Rp1,3 triliun, yang saat ini masih dalam tahap perundingan.

Berkenaan dengan pemesanan dari dalam negeri, Sodiq mengatakan perusahaan akan mengerjakan 438 kereta untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan nilai Rp2,2 triliun.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018