harus bisa hulu ke hilir dan transfer teknologi
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan tiga kriteria utama jika investor ingin membangun infrastruktur di Indonesia, menyusul keinginan sebuah perusahaan domestik membangun kereta api ringan (LRT) dengan proposal anggaran Rp400 triliun.
Seusai rapat pimpinan Kemenko Kemaritiman awal tahun anggaran 2018 di Jakarta, Senin, Luhut mengungkapkan tiga syarat untuk menjawab pertanyaan wartawan mengenai niat perusahaan minyak PT Ratu Prabu Energi Tbk membangun LRT senilai Rp400 triliun.
"Yang penting itu tiga. Pertama, semua semua teknologi yang dibawa ramah lingkungan," kata dia.
Dari mana pun asal investasi, kata Luhut, pemerintah tidak akan pilih-pilih selama teknologinya mumpuni dan bisa dipakai.
"Yang kedua, dia (investor) harus menggunakan pegawai Indonesia," katanya.
Meski nanti menggunakan teknologi dan tenaga kerja asing, investor harus memberikan pelatihan kepada pekerja lokal untuk menggantikan posisi tenaga kerja asing yang dipekerjakan pada awal proyek, papar Luhut.
"Ketiga, harus bisa hulu ke hilir dan transfer teknologi. Misalnya, kita tadi ada nikel, sudah harus ke stainless steel, carbon steel yang kelipatannya bisa 100 kali bahkan lebih. Yang terakhir harus ada transfer teknologi," kata Luhut.
Luhut mengaku belum mengetahui niat investasi Ratu Prabu, namun mantan Kepala Staf Presiden itu menyambut baik niat itu karena dapat mengurangi beban APBN.
"Saya enggak tahu. Kalau memang itu ada, dia bawa sebesar itu silakan saja. Kita senang mana saja yang bawa duit banyak," kata Luhut.
Tetapi dia menandaskan bahwa belum ada pertemuan dengan perusahaan energi yang berpusat di Jakarta itu.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018