Beijing (ANTARA News) - Badan pembuat UU tertinggi China, Minggu, mulai melakukan amandemen Undang-Undang (UU) tentang Konservasi Energi, yang secara rinci akan mengatur menghindari penggunaan energi secara sia-sia di tiga sektor atau bidang, meningkatkan efisiensi energi, dan mengurangi polusi.
"Di bawah tekanan berat untuk mengurangi konsumsi energi, China saat ini mulai menyoroti tiga bidang, yakni proyek konstruksi, sektor transportasi, dan gedung-gedung pemerintah," demikian seperti dikutip Xinhua, di Beijing, Minggu.
Sesuai dengan rencana lima tahun hingga 2010, China akan mengurangi konsumsi energi per unit dari produk domestik bruto (GDP) hingga 20 persen, atau sebesar empat tahun tiap tahunnya. Tapi, nyatanya konsumsi energi hanya turun 1,23 persen tahun lalu.
ketua Komite Ekonomi dan Finansial pada Kongres Rakyat Nasional (NPC), Fu Zhihuan mengatakan, upaya untuk mencapai rencana itu adalah masalah besar.
"Konsumsi energi di sejumlah wilayah dan industri tetap naik," katanya.
Namun sejumlah ahli mengemukakan bahwa ketentuan yang ketat serta adanya UU yang berlaku, China akan mampu mencapai sasaran itu pada tahun 2010 dan mengarah kepada pembangunan berkelanjutan.
Fu mengatakan, konsumsi energi di tiga bidang itu selama ini memang melonjak dengan tinggi.
Statistik resmi menunjukkan bahwa sektor konstruksi mencapai 27,5 ersen dari total konsumsi energi China selama 2005, sektor transportasi 16,3 persen, dan gedung pemerintah 6,7 persen.
China telah membangun 1,06 miliar meter persegi sejumlah gedung yang memiliki efisiensi energi, tapi jumlah itu hanya merupakan tujuh persen dari total gedung yang dibangun di perkotaan China.
Sesuai dengan survei yang dibuat oleh pemerintah di 30 wilayah, empat kabupaten di Beijing, Shanghai, Tianjin, dan Chongqing telah melakukan upaya penghematan energi.
Akan tetapi di sejumlah wilayah lain masih jauh dibelakang dalam penerapan standar teknologi dan pengawasan pemerintah setempat. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007