Dia menyatakan Surabaya tetap kondusif-aman terkait Pilkada Jawa Timur 2018 yang akan menentukan pasangan gubernur-wakil gubernur baru Jawa Timur untuk lima tahun ke depan.
"Peristiwa siang tadi tentang seorang pria yang tertangkap membawa bom molotov di Gedung Negara Grahadi sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Pilkada Jatim 2018," katanya, kepada wartawan, di Surabaya, Sabtu.
Pria berinisial GS, usia 47 tahun, warga Kampung Gunungsari Surabaya, ditangkap saat berupaya memasuki halaman Gedung Negara Grahadi pada sekitar pukul 11.00 WIB dengan cara memanjat pagar.
Setiawan mengatakan, saat ditangkap, GS membawa dua botol berisi bensin lengkap dengan sumbunya, yang biasa disebut sebagai bom molotov, yang siap diledakkan. Salah satu botol pecah karena dilemparkan pelaku kepada petugas yang memergokinya.
"Seorang petugas kami terluka akibat terkena pecahan botol berisi bensin yang dilemparkan pelaku ke arah pipinya," ujarnya.
Satu botol lainnya masih utuh berisi bensin lengkap dengan sumbunya telah disita di Polrestabes Surabaya. Selain itu polisi juga mengamankan barang bukti korek gas berwarna hijau, serta sepeda angin yang dikendarai tersangka yang di keranjangnya berisi empat bangkai burung dara.
"Ini adalah bukti kesigapan petugas kami di lapangan. Pelaku sudah kami tetapkan sebagai tersangka," katanya.
Kendati proses penyelidikan hingga malam ini masih berjalan, Rudi memastikan peristiwa pidana di Gedung Negara Grahadi itu tidak ada sangkut pautnya dengan momen Pilkada Jatim 2018.
"Saya jamin hingga pelaksanaan Pilkada Jatim 2018 kondisi Kota Surabaya akan tetap terus kondusif," katanya.
Pewarta: Slamet Sudarmojo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018