... panjang rel di Indonesia sekitar 7.000 kilometer. Yang mati sekitar 1.000 km, sisanya kurang lebih 5.600 km rel yang harus diawasi...Semarang (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengakui keberadaan kereta api inspeksi untuk menunjang pemeriksaan dan pemantauan jalur rel yang dimiliki saat ini masih kurang.
"Total panjang rel di Indonesia sekitar 7.000 kilometer. Yang mati sekitar 1.000 km, sisanya kurang lebih 5.600 km rel yang harus diawasi," kata Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, di Semarang, Sabtu.
Hal itu dia ungkap usai peluncuran KA Inspeksi Generasi 2, di Stasiun Tawang, Semarang, yang merupakan hasil modifikasi KA lama yang semuanya hasil garapan anak bangsa, di Balai Yasa Yogyakarta.
Kereta Api Inspeksi Generasi 2 itu modifikasi KA Sriwedari dan pernah juga dipakai sebagai KA Kedungsepur yang terdiri atas dua kereta yang dirangkai menjadi satu, lengkap dengan berbagai fasilitasnya.
Penggarapan KA Inspeksi itu menelan anggaran sekitar Rp4,5 miliar oleh Balai Yasa yang nantinya akan dikirim untuk kondisi-kondisi tertentu, seperti pantauan dari jajaran direksi saat Lebaran, dan sebagainya.
"Memang (KA Inspeksi) masih kurang. Sekarang ini, kami baru punya tiga, yakni KA Inspeksi Wijayakusuma dan KA Inspeksi Rail One. Satunya KA Inspeksi Generasi 2 yang baru saja diluncurkan," katanya.
Ketiga KA Inspeksi itu, kata dia, harus mengawasi jalur rel sepanjang 5.600 km yang dikelola sembilan daerah operasi di Jawa dan empat divisi regional di Sumatera sehingga jelas kurang.
"Masih kurang melihat jangkauan area yang ada. Idealnya, di setiap dua daops minimal ada satu KA Inspeksi. Ya, kami akan tambah terus. Jumlah stasiun yang ada di Jawa dan Sumatera sebanyak 560 stasiun," katanya.
Berbagai fasilitas tersedia di KA Inspeksi Generasi 2, antara lain tempat duduk khusus inspeksi langsung jalur rel, ruang pertemuan dengan layar pantauan, mushala, toilet, ruang dapur, dan dua kabin masinis.
"Fungsi KA Inspeksi memang sangat penting, misalnya saat masa angkutan Lebaran, Natal, ataupun tahun baru, untuk memantau, saat terjadi peningkatan arus penumpang, jalur rel, dan sebagainya," kata dia.
Kereta Api Inspeksi Generasi 2 itu modifikasi KA Sriwedari dan pernah juga dipakai sebagai KA Kedungsepur yang terdiri atas dua kereta yang dirangkai menjadi satu, lengkap dengan berbagai fasilitasnya.
Penggarapan KA Inspeksi itu menelan anggaran sekitar Rp4,5 miliar oleh Balai Yasa yang nantinya akan dikirim untuk kondisi-kondisi tertentu, seperti pantauan dari jajaran direksi saat Lebaran, dan sebagainya.
"Memang (KA Inspeksi) masih kurang. Sekarang ini, kami baru punya tiga, yakni KA Inspeksi Wijayakusuma dan KA Inspeksi Rail One. Satunya KA Inspeksi Generasi 2 yang baru saja diluncurkan," katanya.
Ketiga KA Inspeksi itu, kata dia, harus mengawasi jalur rel sepanjang 5.600 km yang dikelola sembilan daerah operasi di Jawa dan empat divisi regional di Sumatera sehingga jelas kurang.
"Masih kurang melihat jangkauan area yang ada. Idealnya, di setiap dua daops minimal ada satu KA Inspeksi. Ya, kami akan tambah terus. Jumlah stasiun yang ada di Jawa dan Sumatera sebanyak 560 stasiun," katanya.
Berbagai fasilitas tersedia di KA Inspeksi Generasi 2, antara lain tempat duduk khusus inspeksi langsung jalur rel, ruang pertemuan dengan layar pantauan, mushala, toilet, ruang dapur, dan dua kabin masinis.
"Fungsi KA Inspeksi memang sangat penting, misalnya saat masa angkutan Lebaran, Natal, ataupun tahun baru, untuk memantau, saat terjadi peningkatan arus penumpang, jalur rel, dan sebagainya," kata dia.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018