... dengan cara menjerat moncong buaya, membekap buaya secara bersamaan, menutup mata buaya dan beberapa cara-cara lainnya. Itu semua ada caranya...Sampit, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Buaya sudah semakin sering melancarkan serangan kepada manusia di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Upaya penanggulangan sedang dilakukan. Namun apa kendalanya di lapangan?
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, mengaku kesulitan menangani ancaman serangan buaya di kabupaten itu karena terkendala keterbatasan peralatan.
"Ada beberapa peralatan penting yang dibutuhkan, mulai kandang perangkap, tombak serta jaring untuk menangkap buaya. Mudah-mudahan nanti bisa dimiliki untuk memudahkan penanganan buaya," kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah, di Sampit, Sabtu.
Populasi buaya di Kotawaringin Timur, khususnya di Sungai Mentaya dan Sungai Cempaga diperkirakan masih cukup banyak.
"Ada beberapa peralatan penting yang dibutuhkan, mulai kandang perangkap, tombak serta jaring untuk menangkap buaya. Mudah-mudahan nanti bisa dimiliki untuk memudahkan penanganan buaya," kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah, di Sampit, Sabtu.
Populasi buaya di Kotawaringin Timur, khususnya di Sungai Mentaya dan Sungai Cempaga diperkirakan masih cukup banyak.
Desember 2017 lalu, terjadi dua kali serangan buaya, untungnya korban berhasil meloloskan diri dari gigitan buaya. Selama ini serangan buaya sudah sering menimbulkan korban jiwa, bahkan ada yang jenazahnya tidak ditemukan lagi.
Belum lama ini BKSDA Pos Sampit studi banding ke Nusa Tenggara Barat terkait penanganan konflik buaya dengan manusia. Daerah itu dinilai cukup bagus dalam penanganan buaya.
Banyak ilmu dan pengalaman yang didapat untuk diterapkan di Kotawaringin Timur. Namun diakui Muriansyah, peralatan sangat dibutuhkan untuk menangkap dan melepasliarkan buaya sesuai dengan aturan.
Selama ini penanganan terhadap buaya dilakukan dengan peralatan seadanya. BKSDA mengoptimalkan langkah pencegahan dengan mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di sungai.
Selain peralatan, sumber daya manusia petugas BKSDA dinilai juga perlu ditingkatkan. Selama ini penanganan buaya dilakukan dengan cara yang sangat berisiko bagi petugas, yakni menangkap dengan peralatan terbatas.
"Cara-cara khusus harus dilakukan agar tidak membahayakan petugas dan orang lain. Penanganan dilakukan dengan cara menjerat moncong buaya, membekap buaya secara bersamaan, menutup mata buaya dan beberapa cara-cara lainnya. Itu semua ada caranya," sambung Muriansyah.
BKSDA Pos Sampit secara bertahap akan melengkapi peralatan dan meningkatkan sumber daya manusia. Harapannya, pelayanan bisa diberikan secara optimal kepada masyarakat.
Belum lama ini BKSDA Pos Sampit studi banding ke Nusa Tenggara Barat terkait penanganan konflik buaya dengan manusia. Daerah itu dinilai cukup bagus dalam penanganan buaya.
Banyak ilmu dan pengalaman yang didapat untuk diterapkan di Kotawaringin Timur. Namun diakui Muriansyah, peralatan sangat dibutuhkan untuk menangkap dan melepasliarkan buaya sesuai dengan aturan.
Selama ini penanganan terhadap buaya dilakukan dengan peralatan seadanya. BKSDA mengoptimalkan langkah pencegahan dengan mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di sungai.
Selain peralatan, sumber daya manusia petugas BKSDA dinilai juga perlu ditingkatkan. Selama ini penanganan buaya dilakukan dengan cara yang sangat berisiko bagi petugas, yakni menangkap dengan peralatan terbatas.
"Cara-cara khusus harus dilakukan agar tidak membahayakan petugas dan orang lain. Penanganan dilakukan dengan cara menjerat moncong buaya, membekap buaya secara bersamaan, menutup mata buaya dan beberapa cara-cara lainnya. Itu semua ada caranya," sambung Muriansyah.
BKSDA Pos Sampit secara bertahap akan melengkapi peralatan dan meningkatkan sumber daya manusia. Harapannya, pelayanan bisa diberikan secara optimal kepada masyarakat.
Pewarta: Norjani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018