Cirebon (ANTARA News) - Gugus Tempur Laut Armada Barat (Guspurlabar) sempat mengusir tujuh kapal asing dari enam negara yang akan mengadakan latihan perang di Laut Natuna, tepatnya di Daerah Alfa 2 pada 13 Mei 2007 lalu, kata Komandan Guspurlabar, Laksamana Pertama TNI Widhiarto, di Cirebon, Minggu. "Mereka ingin latihan perang bersama, ada tujuh kapal dari Amerika, Jepang, Malaysia, India, dan Singapura. Mereka mau masuk wilayah kita untuk latihan, tetapi sudah kami halau keluar," katanya, seusai bertemu dengan Sultan Kasepuhan Cirebon PR Maulana Pakuningrat di Keraton Kasepuhan Cirebon. Ia menjelaskan latihan perang kapal asing itu akan melibatkan 25 kapal, dan mereka meminta waktu latihan lima hari setiap minggu atau sama artinya meminta izin latihan setahun penuh. "Kita tidak ingin kedaulatan kita dimasuki kapal perang asing tanpa izin dari Angkatan Laut," katanya. Ia mengungkapkan kondisi kapal perang Indonesia umumnya sudah tua, demikian juga persenjataan rudal yang sebagian besar sudah kadaluwarsa, termasuk "Harpoon dan Exsoset", sehingga perlu ada peremajaan. "Paling tidak kita butuh Rp20 triliun, untuk membeli kapal perang, termasuk kapal selam tipe drestroyer yang sangat dibutuhkan," katanya. Sebenarnya, jumlah kapal perang ideal untuk mengawal kedaulatan di laut bisa mencapai 600 kapal, tetapi Angkatan Laut memahami uang tersebut adalah uang rakyat yang juga diperlukan untuk bidang lainnya. Namun, mantan Staf Ahli Pangarmatim itu mengungkapkan akhir 2007 ini akan datang kapal perang jenis korvet yang baru, juga sejumlah rudal baru non-Amerika, yaitu C280 dari China, Yakun dari Rusia, dan Ramos dari India. "Ada delapan rudal harpoon yang diperbaiki ke Amerika, tetapi begitu sudah baik tidak bisa dibawa ke sini lagi, padahal uangnya sudah dibayar," katanya, sambil menambahkan itu berarti Amerika masih melakukan embargo senjata. Menurut dia, kekuatan Angkatan Laut Indonesia tahun 1965 begitu diperhitungkan, karena mempunyai pesawat pembom strategis L-28 yang bisa membom sampai Kota Darwin, ratusan kapal perang, dan 12 kapal selam. "Angkatan Laut kita harus bisa kembali kuat, supaya tidak dilecehkan negara lain," katanya. Sebelumnya Widhiarto mengunjungi Bakti Sosial Angkatan Laut di Perumahan Sqwater, Kelurahan Pegambiran, Kota Cirebon berupa pengobatan gratis yang dipadati ratusan warga pesisir pantai. Ikut serta dalam kunjungan ke Keraton Kasepuhan Cirebon yaitu Walikota Cirebon Subardi, Dan Sional Cirebon Letkol Laut (P) Denih Hendrata, serta lima komandan KRI yang saat ini tengah merapat di Pelabuhan Cirebon, yaitu Komandan KRI Imam Bonjol, KRI Silas Papare, KRI Siada, KRI Teuku Umar dan KRI Teluk Ende. (*)
Copyright © ANTARA 2007