Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pembangunan kawasan permukiman dengan menguruk lahan dapat menyebabkan bencana banjir.
"Pasti menyebabkan banjir. Kalau lahan diuruk memang jadi bebas banjir, tetapi di sekitarnya akan terjadi banjir," kata Sutopo, di Jakarta, Jumat.
Sutopo mencontohkan banyak kawasan permukiman seperti kota-kota lama di Jakarta atau di pantai utara Jawa yang dikerjakan dengan pengurukan untuk meninggikan jalan.
Di daerah tersebut, banyak ditemui rumah-rumah yang posisinya lebih rendah dari jalan, bahkan lebih rendah daripada got atau selokan.
"Kalau hujan deras dan terjadi banjir, rumah-rumah itu pasti akan kebanjiran. Bagi orang kaya tidak masalah. Dia mampu meninggikan rumahnya. Yang menjadi korban adalah masyarakat miskin yang tidak memiliki kemampuan memitigasi dan melindungi diri dari bencana," ujarnya pula.
Sutopo mengatakan bencana yang terjadi di Indonesia, terutama bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia.
"Alam memang berpengaruh terhadap curah hujan. Namun, kalau lingkungan dan ekosistem tertata dengan baik, kejadian bencana tidak akan terus meningkat," katanya pula.
Eksploitasi lingkungan dan sumber daya alam, perluasan penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi perkebunan atau sawah pertanian menjadi permukiman tanpa diikuti kaidah-kaidah konservasi tanah dan air menyebabkan bencana lebih sering terjadi.
"Saat ini, hujan lebat sedikit saja sudah terjadi banjir di mana-mana karena kondisi lingkungan dan daya tampung yang sudah terlampaui, apalagi di Jawa yang paling padat. Jumlah penduduk terbanyak ada di Jawa," kata dia lagi.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018