Batam (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Akbar Tanjung, mengatakan koalisi antara 'partai kuning' dan PDIP tidak masuk logika politik. "Golkar adalah partai pendukung pemerintah, sementara PDIP oposisi. Koalisi itu tidak masuk logika politik," kata Akbar, seusai deklarasi Barisan Indonesia di Batam, Sabtu. Sebelumnya, Rabu (20/6), Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufik Kiemas, dan Sekjen DPP PDIP Pramono Anung bertemu untuk membicarakan kemungkinan koalisi kedua partai itu di Medan. Akbar mengatakan pertemuan kedua petinggi partai itu hanya sebuah manuver politik, tapi tidak mungkin mereka beroposisi. Menurut Akbar, dengan posisi Jusuf Kalla sebagai ketua umum partai sekaligus wakil presiden, tidak mungkin Golkar menjadi oposisi, meskipun mungkin tidak puas dengan kinerja pemerintah. "Ini manuver politik yang dibungkus tema-tema kebangsaan," katanya. Namun, ia mengkhawatirkan kader Golkar menjadi bingung akibat pertemuan tersebut. Ia mengatakan manuver politik yang merupakan hasil pembicaraan tingkat tingg, sulit dimengerti kader. Taufik Kiemas, di Medan mengemukakan pertemuan kedua partai merupakan langkah strategis kedua pihak untuk bersatu dan bersama-sama memperjuangkan tetap tegaknya NKRI, Pancasila dan UUD 1945. "Kebetulan kedua partai ini seide dalam hal ini, karenanya kita bisa bersilaturahmi dan bersatu seperti ini," ujarnya. Ia juga mengemukakan bahwa perjuangan menegakkan NKRI, Pancasila dan UUD 1945 bukan pekerjaan yang mudah, karena membutuhkan kerja keras dan komitmen yang sungguh-sungguh. "Akan sangat berat kalau kita berjuang sendiri-sendiri, dan bila berjuang berdua (PG dengan PDIP-red) tentu akan lebih ringan dan kita yakin akan mampu," ujar suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri itu. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007