"Saya mendorong dan mendukung pemerintah Iran dapat segera menyelesaikan krisis yang sedang terjadi secara damai," kata Nurhayati, di Jakarta, Kamis.
Politisi Partai Demokrat itu mengutarakan rasa prihatinnya dengan krisis di Iran tetapi percaya bahwa negara tersebut dapat secepatnya keluar dari krisis.
Ia juga menegaskan bahwa campur tangan asing atas krisis di Iran bakal meningkatkan krisis ke arah yang lebih buruk, terutama berdampak buruk terhadap perempuan dan anak-anak.
"Saya menekankan pentingnya perlindungan atas kelompok rentan seperti anak-anak dan perempuan saat konflik berlangsung," ucapnya.
Menurut dia, sikap yang dimiliki Indonesia adalah sangat jelas yaitu menolak segala bentuk campur tangan asing di Iran dan wilayah manapun.
Hal tersebut, menurut Nurhayati, karena sejumlah kasus membuktikan bahwa campur tangan asing justru memperburuk situasi dan bukannya memberi solusi.
"Sebagai negara Muslim terbesar, demikian juga negara yang berpengaruh di OKI, pemerintah seharusnya cepat merespon yang tengah terjadi di Iran dengan memberikan dukungan penuh agar pemerintah Iran dapat menyelesaikan krisis tanpa campur tangan asing," ucapnya.
Sebagaimana diwartakan kantor berita Reuters, Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh musuh-musuh Republik Islam Iran telah mendalangi kerusuhan di tengah terus berlangsungnya unjuk rasa anti-pemerintah yang telah dimulai pekan lalu.
"Beberapa hari belakangan ini, musuh-musuh Iran telah menggunakan berbagai alat termasuk uang, senjata, politik dan apartur intelijen untuk menciptakan kekacauan di Republik Islam," kata Ayatollah Ali Khamenei dalam posting pada laman resminya.
Khamenei menyatakan akan menyampaikan pidato nasional menyangkut kejadian yang terjadi belakangan ini "pada waktu yang tepat."
Unjuk rasa di Iran memasuki hari kelima di mana para demonstran menyerang pos-pos polisi Senin tengah malam tadi.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018