Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat sebesar 38 poin menjadi Rp13.437 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.475 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa mata uang dolar AS sedang berada dalam tekanan terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah seiring dengan harga minyak mentah dunia yang mengalami apresiasi.

"Bertahannya harga minyak di atas 60 dolar AS per barel menopang mata uang berbasis komoditas, salah satunya rupiah," katanya.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude bergerak menguat 0,39 persen ke level 61,87 dollar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,09 persen ke posisi 67,90 dollar AS per barel pada Kamis (4/1) sore ini.

Ia menambahkan bahwa data ekonomi Tiongkok yang meningkat turut mempengaruhi pergerakan mata uang domestik. Data PMI sektor jasa Tiongkok pada Desember 2017 meningkat ke angka 53.9, di atas ekspektasi pasar.

"Prospek ekonomi Tiongkok yang membaik memberi harapan perbaikan ekonmi di negara kawasan sekitar, termasuk Indonesia" katanya.

Selanjutnya, ia mengatakan, fokus pasar akan terutuju pada data laporan pekerjaan dan klaim pengangguran mingguan dari Amerika Serikat, data yang positif dapat mendorong dolar AS terapresiasi.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (4/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.474 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.498 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018