Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Aslim Tadjuddin mengatakan rupiah yang cenderung stabil saat ini diharapkan dapat berlangsung dalam tahun ini karena dapat memperbaiki kinerja sektor perekonomian. "Saya harapkan dalam tahun ini akan berlangsung seperti inilah,dulu kita katakan apresiasi untuk ekonomi itukan bagus, 1,0 persen penguatan rupiah bisa mengurangi inflasi 0,7 persen, buat ajalah yang baik-baik, makro ekonomi kita itu stabil dan ini saatnya momentum kita untuk bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi," kata Aslim Tadjuddin di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan bahwa BI tidak ada rencana untuk menargetkan rupiah pada level tertentu. "Saya katakan BI tidak menargetkan di level tertentu yang kita jaga itu volatilitas, supaya jangan terlalu tajam buat sajalah normal dan stabil, kecenderungan rupiah menguat itu tetap ada disitu," katanya. Ia menambahkan bahwa BI tidak khawatir akan adanya obligasi dalam bentuk valuta asing milik korporasi yang akan jatuh tempo pada semester dua ini akan menekan rupiah. "Kita sudah antisipasi mengenai itu (obligasi korposari valas yang jatuh tempo)," katanya. Sementara itu, nilai tukar rupiah di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Jumat pagi, melemah menembus level Rp9.000 per dolar AS menjadi Rp9.005/9.015 dari penutupan sebelumnya Rp8.986/9.015 per dolar AS atau turun 19 poin. "Tekanan pasar terhadap rupiah sepanjang pekan ini yang akhirnya menembus level Rp9.000 per dolar AS sudah diduga sebelumnya," kata Direkur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat. Menurut dia, tekanan pasar terhadap rupiah terutama datang dari Bank Indonesia (BI) yang menginginkan rupiah berada di atas level Rp9.000 per dolar AS. Selain itu, aktifnya pelaku asing melepas yen dan membeli produk lainnya yang memberikan gain lebih tinggi yang mengakibatkan mata uang Jepang merosot, juga memberikan dampak negatif terhadap pasar uang domestik khususnya rupiah, katanya. Pasar masih tetap negatif terhadap rupiah, meski fundamental ekonomi makro Indonesia cukup bagus, ujarnya. Meski tertekan, lanjutnya, rupiah masih mempunyai ruang untuk kembali menguat hanya menunggu waktu saja sentimen positif itu muncul di pasar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007