Suva, Fiji (ANTARA News) - Ada laporan mengenai kasus wabah demam berdarah dengue di bagian utara Fiji, kebanyakan di daerah Labasa dan Macuata, dalam empat pekan belakangan.
Bagian utara negeri tersebut adalah salah satu dari empat wilayah, yang merupakan 14 provinsi di Fiji. Bagian utara mencakup tiga provinsi di Fiji meliputi Macuata, Cakaudrove dan Bua, dan mencakup seluruh Pulau Vanua Levu.
Aalisha Sahukhan, Penjabat Penasehat Nasional bagi Penyakit Menular di Fiji, pada Rabu mengkonfirmasi bahwa terjadi peningkatan mencolok jumlah demam berdarah dengue di sub-bagian Macuata, terutama di daerah Kota Kecil Labasa.
Sahukhan mengatakan jumlah itu telah melebihi perkiraan.
"Jadi, dalam menanggapi wabah di Labasa, tim wabah bagian utara dan tima reaksi telah membuka pusat penanganan demam berdarah dengue di Rumah Sakit Labasa, tempat orang dengan gejala demam berdarah dengue dapat dirawat oleh petugas medis," kata Sahukhan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
Ada 279 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan dari Macuata, kebanyakan dari daerah Kota Kecil Labasa mulai 20 November sampai 17 Desember 2017. Itu berarti ada 39 sampai 79 kasus demam berdarah dengue setiap pekan.
Sahukhan mengatakan pada 2017 saja, ada lebih dari 3.000 kasus demam berdarah dengue yang dicatat di Fiji.
Kementerian Kesehatan Fiji telah mendesak anggota masyarakat di negara pulau Pasifik Selatan tersebut serta wisatawan dan pelancong ke negeri itu agar segera meminta bantuan medis jika mereka memiliki gejala demam berdarah dengue.
Demam berdarah dengue adalah penyakit tropis yang ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus demam berdarah dengue. Gejala penyakit itu, yang dimulai tiga sampai 14 hari setelah penularan, bisa meliputi panas tinggi, sakit kepala, muntah, nyeri otot dan sendi, dan ruam pada kulit.
Demam berdarah dengue telah menjadi masalah global sejak Perang Dunia II dan biasa menyebar di lebih dari 110 negara dan wilayah. Setiap tahun antara 50 dan 528 juta orang terinfeksi dan sebanyak 10.000 sampai 20.000 orang meninggal.
(Uu.C003)
Pewarta: LKBN Antara
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018