"Memang tidak ada cerita, angka kemiskinan dan ketimpangan itu perubahannya besar, yang penting itu berkelanjutan," ujar Darmin di Jakarta, Rabu.
Darmin mengatakan pemerintah telah berupaya mengurangi angka kemiskinan melalui berbagai program sosial seperti Program Keluarga Harapan, pemberian subsidi dan layanan pendidikan serta kesehatan.
Pemerintah juga memberikan bantuan sosial nonpangan berupa uang tunai yang diberikan langsung kepada penduduk miskin tanpa perantara.
"Pemerintah sudah mulai melaksanakan bansos nonpangan dengan memberikan uang ke keluarga miskin langsung, tidak melalui kelurahan atau kepala desa," ujar Darmin.
Pemerintah, kata dia, juga berupaya mengatasi ketimpangan dengan meluncurkan program perhutanan sosial yang mencakup peremajaan kebun karet dan kelapa sawit sehingga produktivitas lahan bisa kembali meningkat untuk ikut menaikkan tingkat kesejahteraan petani.
Dengan berbagai upaya ini angka kemiskinan dan tingkat kesenjangan akan menurun secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan.
"Itu sudah akan berjalan di tahun 2018, sehingga akan terjadi pemerataan, mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan akan membaik lagi," kata Darmin.
Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2017 mencapai 26,58 juta orang atau turun 1,19 juta orang dari Maret 2017 sebesar 27,77 juta orang, sedangkan jumlah penduduk menurun dari sekitar 10,64 persen pada Maret 2017 menjadi 10,12 persen pada September 2017.
Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia atau rasio gini juga turun, dari 0,393 pada Maret 2017 menjadi 0,391 pada September 2017.
Semakin rendah nilai rasio gini berarti semakin rendah tingkat ketimpangan.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018