Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi di awal tahun 2018 adalah karena membaiknya kondisi ekonomi domestik.
"Saya melihat bahwa faktor confidence (kepercayaan) terhadap ekonomi domestik banyak berperan," ujar Agus di Jakarta, Rabu.
Agus mengatakan penguatan ekonomi domestik tersebut terlihat dari dana asing ke pasar modal yang meningkat, sehingga mempengaruhi ketersediaan valas.
"Rupiah menguat secara umum karena ekonomi nasional dalam kondisi baik, meski terdapat risiko dari kondisi di luar negeri," katanya.
Ia memastikan kondisi fundamental ekonomi dalam negeri ini tidak terpengaruh oleh situasi global yang bergejolak akibat penyesuaian suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed dan reformasi perpajakan AS.
"Kondisi luar negeri kurang lebih tidak terlalu berubah tapi confidence terhadap ekonomi baik. Itu tercermin dari pasar modal dan nilai tukar yang terjaga sepanjang 2017," ujarnya.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp13.489 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.514 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova di Jakarta, mengatakan bahwa sentimen domestik yang relatif cukup kondusif mendorong mata uang rupiah terapresiasi terhadap dolar AS.
"Data ekonomi domestik yang telah diumumkan cukup positif sehingga menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah," katanya.
IRully Nova engemukakan bahwa laju inflasi yang terkendali sesuai dengan kisaran target pemerintah menjadi salah satu faktor positif bagi pasar keuangan di dalam negeri. Selain itu, rasio gini Indonesia pada September 2017 tercatat menurun.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018