Butuh penyelidikan, jika memang kesalahan manusia atau human error tentu ada sanksi hukuman."
Tanjung Selor (ANTARA News) - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie menegaskan segera mengevaluasi izin dan desain kapal cepat (speedboat) reguler Tanjung Selor-Tarakan berkaitan dengan kasus kecelakaan yang merengut banyak korban tewas berulang kali terjadi.

"Ini bukan kejadi pertama, beberapa waktu lalu kejadian yang sama di perairan Tarakan," katanya di Tanjung Selor, Senin.

Ia menyatakan hal itu sehubungan dengan terbaliknya kapal cepat reguler Anugerah Express saat berlayar dengan rute Tanjung Selor menuju Kota Tarakan pada Senin (1/1) pukul 08.15 Wita.

"Butuh penyelidikan, jika memang kesalahan manusia atau human error tentu ada sanksi hukuman. Hukum perlu ditegakkan agar kasus serupa tidak terulang," ujarnya.

Selain itu, ia berjanji akan segera mengevaluasi berbagai hal terkait pelayaran kapal cepat reguler, mulai izin hingga desainnya.

Berkaitan dengan kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Pemprov Kaltara), Irianto telah meminta kepada Dinas Perhubungan Kaltara berkoordinasi dan melakukan evaluasi untuk mencegah hal serupa terulang kembali.

Ia meminta pengaturan desain kapal cepat penumpang reguler, kelengkapan keamanan dan lainnya yang menjadi ranah Pemprov Kaltara segera ditangani.

Untuk desain, Irianto menambahkan, diharapkan setiap kapal cepat reguler mempertimbangkan kemudahan akses keluar-masuk penumpang. Juga harus memiliki pintu yang dapat terbuka secara otomatis.

Kapal cepat Anugerah Express yang berpenumpang 45 orang terdaftar di manifest, belum termasuk enam orang penumpang anak, dilaporkan oleng ke kanan akibat menabrak batang kayu yang jarak tempat kejadian perkara tak jauh dari Pelabuhan Kayan II.

Dikabarkan pula, kapal yang sarat muatan itu sempat hanyut beberapa meter hingga akhirnya terbalik 180 derajat dengan beberapa puluh penumpang masih terjebak di dalamnya.

Data terkini yang berhasil dihimpun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara), penumpang meninggal dunia delapan orang, belum diketahui statusnya 16 orang.

Sementara sisanya, 27 orang dinyatakan selamat dan beberapa di antaranya masih dirawat di RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan hingga kemarin sore.

Pewarta: iskandar zulkarnaen
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018