Tanjungpinang (ANTARA News) - Sekitar seratus orang warga Batam yang berlibur di Tanjungpinang, ibu kota Kepulauan Riau tertinggal kapal cepat di Pelabuhan Sri Bintan Pura, Senin.

Mereka tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura pukul 17.45-18.00 WIB, padahal jadwal terakhir kapal cepat berlayar ke Batam pukul 17.30 WIB. Sejumlah warga Batam tersebut berinisiatif menggunakan kapal cepat di Tanjunguban, Kabupaten Bintan.

Kapal cepat dari Tanjungpinang menuju Batam berukuran lebih besar. Butuh waktu selama sejam dari Tanjungpinang menuju Batam.

Sedangkan bila menggunakan kapal di Tanjunguban, calon penumpang harus menggunakan motor atau mobil menuju pelabuhan. Waktu yang dibutuhkan sekitar satu jam, sedangkan kapal cepat dari Tanjunguban-Batam memakan waktu sekitar 20 menit.

"Ini jalan satu-satunya. Kami terpaksa menggunakan kapal di Tanjunguban karena besok sudah mulai kerja, dan anak-anak harus sekolah," kata Rima, salah seorang warga Batam yang berlibur di Tanjungpinang.

Hal senada dikatakan Wahyu yang terpaksa menggunakan taksi di Pelabuhan Sri Bintan Pura menuju Tanjunguban. Kapal cepat di Tanjunguban masih beroperasi hingga tengah malam, meski hanya bermuatan belasan orang.

"Saya sudah membeli tiket kapal cepat dari pelabuhan (Sri Bintan Pura Tanjungpinang), tetapi terlambat naik kapal," ujarnya.

Ribuan calon penumpang sejak pagi hingga sore memadati Pelabuhan Sri Bintan Pura. Di pelabuhan itu juga tampak ribuan penumpang dari Batam.

"Besok sudah bekerja, jadi hari ini harus kembali ke Batam," kata Rusli, warga Batam yang menikmati libur di Tanjungpinang.

Sementara Ayuni, warga Tanjungpinang yang menikmati libur Tahun Baru 2018 di Batam, menceritakan kondisi Pelabuhan Punggur Batam berbeda dari biasanya. Petugas pelabuhan menggunakan sistem buka-tutup pintu, karena jumlah penumpang membludak.

Di setiap pintu masuk ada tentara dan polisi yang berjaga-jaga.

Calon penumpang tadi sore khawatir tidak mendapat tempat duduk di kapal, karena itu mereka buru-buru masuk ke palabuhan menuju kapal.

"Agak tidak nyaman diperlakukan seperti ini. Seharusnya, pihak kapal menyiapkan nomor tempat duduk sehingga tidak perlu berebut mencari tempat duduk. Tidak perlu khawatir tidak mendapat tempat duduk," katanya.

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018