Makassar (ANTARA News) - Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Umar Septono menginstruksikan segera menangkap pelaku teror pelemparan bom pipa dengan kekuatan daya ledak rendah (low explosive) di Kantor Polisi Sektor (Polsek) Bontoala, jalan Sunu Makassar, Sulawesi Selatan, Senin dini hari.
"Segera ditangkap, tidak butuh lama mengungkap kasus ini," tegas Umar usai mendatangi Tempat Kejadian Perkara, Polsek setempat, Senin.
Terkait keterlibatan dengan aksi teroris, kata dia, belum bisa disimpulkan karena Tim masih melakukan penyelidikan.
"Soal kelompok teroris itu, belum diketahui, nanti ya karena masih sementara diselidiki," tuturnya kepada wartawan.
Menurutnya, bersama tim gabungan bersama Densus Anti Teror tengah melakukan penyelidikan , meski demikian pihaknya optimistis pelaku segera ditangkap, sebab sudah ada gambaran awal.
Aksi dilakukan Orang Tidak Dikenal (OTK) ini diduga telah direncanakan untuk menyerang Polsek Bontoala serta melukai dan menebar teror kepada aparat, gerakan yang hampir mirip dengan kejadian di daerah Poso, Sulawesi Tengah.
"Bedanya hanya ingin melukai bukan membunuh dan mau menebar teror. daya ledaknya pun kecil atau low explosive," ucap mantan Kapolda NTB ini.
Umar menjelaskan bom pipa tersebut dengan daya ledaknya lemah telah diisi bahan kimia termasuk benda logam seperti but, mur serta paku bertujuan melukai korbannya.
"Bom yang digunakan seperti petasan kembang api, tetapi menggunakan pipa dan dilengkapi sumbu diisi paku, baut mur dan ditambahkan bahan bakar minyak jenis pertamax, ini tercium dari baunya," jelas Kapolda Umar.
Insiden ini berawal ketika anggota jaga piket Polsek Bontoala melakukan penjagaan menjelang pergantian tahun di depan kantornya , sekitar pukul 03.15 WITA.
Berselang kemudian tiba-tiba, seorang pemuda tidak dikenal datang dari arah belakang dengan membawa sebuah bom berbentuk pipa. Pelaku kemudian melakukan pelemparan sebanyak tiga kali yang mengarah di sudut rumah jabatan Kapolsek Bontoala.
Saat itu, Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin dan Anggota Opsnal Polsek Bontoala Bripda Yudirsan berada di kantor, pelaku kemudian melemparkan bom terus kemudian melarikan diri.
"Awalnya, ledakan pertama tidak terlalu besar. Tetapi ledakan kedua agak keras. Saat dihampiri Kapolsek dan Bribda Yudirsan, letusan ketiga meletus dan mengenai Kapolsek luka pada jari kiri dan Yudirsan pada bagian pantat dan dirawat di RS Bayangkara," katanya.
Kejadian bermula di tengah perayaan pergantian akhir tahun, dengan letusan kembang api di mana- mana, tanpa disangka seorang pemuda tidak dikenal, tiba-tiba datang dari arah belakang Mapolsek Bontoala melempar sebuah benda.
Benda tersebut mengeluarkan asap putih selanjutnya terjadi ledakan hingga tiga kali, membuat orang kaget dan ternyata diketahui bom bukan ledakan petasan atau kembang pada dini hari tadi.
Dari kejadian itu, dua anggota polisi terluka yakni Kapolsek dan petugas jaga. Keduanya kemudian dilarikan ke rumah sakit bayangkara untuk mendapat perawatan medis.
"Ada tadi orang dengan tubuh agak kecil dari belakang, tiba-tiba melempar benda, mungkin dikira petasan, ternyata bom. Ada temannya ikut membawa tas, tapi sendal jepitnya ketinggalan di Polsek, karena lari lewat belakang," sebut Yanti salah seorang saksi mata saat kejadian.�
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018