Bandung (ANTARA News) - Pasokan listrik dari wilayah PLN Distribusi Jabar dan Banten dalam tiga hari ke depan cukup aman sehingga tidak akan terkena pemadaman listrik akibat gangguan pada pembangkit sistem Jawa-Bali. "Pada Kamis malam tadi di wilayah Jabar dan Banten tidak ada pemadaman listrik, minimal dalam tiga hari ke depan pasokan listrik aman," kata Deputi Manajer Humas PT PLN Distribusi Jabar-Banten, Bambang Dwiyanto, di Bandung, Jumat. Ia menyebutkan, pada `weekend`, Sabtu dan Minggu ini diprediksi penggunaan listrik tidak terlalu besar sehingga membantu ketersediaan pasokan listrik yang tetap aman dalam tiga hari ke depan. "Pada `weekend` banyak industri libur, meski jumlahnya kecil dibanding pelanggan rumah tangga, namun penggunaan listrik pada industri cukup besar," kata Bambang. Ia menyebutkan, kuota pemadaman listrik pada Kamis (21/6) malam untuk wilayah Jabar dan Banten sebesar 74 MW, namun pemadaman itu bisa dihindarkan. Luputnya pemadaman bergilir itu tidak lepas dari upaya PLN menurunkan tegangan serta mendorong pelanggan melakukan penghematan listrik pada saat beban puncak pukul 17.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. "Meski dalam tiga hari ke depan dijamin aman dan tidak ada pemadaman listrik, namun masyarakat tetap harus membudayakan penghematan pada beban puncak," kata Bambang. Ia menyebutkan, upaya penghematan listrik pada beban puncak akan memberikan dampak signifikan bagi kecukupan listrik. Bambang menyebutkan, pelanggan PLN di wilayah Jabar - Banten tercatat tujuh juta. "Bila separohnya saja, atau 3,5 juta pelanggan menghemat pada beban puncak, maka setidaknya bisa menghemat 175 MW. Maka kuota pemadaman 74 MW seperti yang diprediksi untuk Kamis malam tadi tidak perlu dilakukan," katanya. Ia mengakui, rencana pemadaman ini membuat kalangan industri khawatir. Sehingga PLN banyak menerima aspirasi dari kalangan industri maupun pelanggan rumah tangga agar wilayah mereka tidak dilakukan pemadaman listrik. "Semuanya kembali kepada pelanggan, bila mereka bisa menghemat listrik maka listrik akan tercukupi," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007