"Candi Borobudur ini adalah candi terbesar di dunia yang menjadi pusat perhatian dunia, baik mereka yang berkepentingan terkait masalah keagamaan maupun masalah budaya dan juga masalah peninggalan-peninggalan dunia," katanya, di Magelang, Sabtu.
Ia menyampaikan hal itu saat menghadiri Borobudur Cultural Feast 2017 alias Festival Kebudayaan Borobudur 2017 yang digelar di halaman parkir Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Dia menuturkan, Candi Borobudur ini adalah yang pertama dan utama karya nenak moyang bangsa Indonesia yang merupakan salah satu dari keajaiban dunia.
"Persoalannya bagaimana generasi sekarang ini bisa mengeksplorasi, mempromosikan, mengkumandangkan nama besar Candi Borobudur agar semakin dikenal di mancanegara dan akan mengundang banyak peminat untuk ramai-ramai berkunjung ke Borobudur," katanya.
Ia mengatakan hal ini memang tanggung jawab bersama, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat.
Oleh karena itu kementerian yang dia pimpin sangat mengapresiasi pengelola candi yang telah melibatkan masyarakat Kecamatan Borobudur untuk lebih terlibat dalam mempromosikan, merawat, sekaligus meramaikan keberadaan Candi Borobudur ini.
Ia menyampaikan posisi Kemendikbud adalah sebagai penanggung jawab keberadaan cagar budaya termasuk lingkungan cagar budaya Borobudur Prambanan dan Ratu Boko.
"Sedangkan bagaimana kemudian hasil pemeliharaan, hasil perawatan dari Kemendikbud memang tidak boleh hanya sekadar berhenti pada perawatan dan pelestarian saja, tetapi juga memiliki nilai fungsional dalam arti ekonomis maupun budaya, tidak hanya untuk masyarakat sekitar Borobudur dan juga tidak hanya khusus orang Indonesia tetapi harus menjadi bermanfaat untuk dunia internasional," katanya.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setijono, mengatakan PT TWC sebagai pengelola Candi Borobudur memiliki kewajiban untuk melestarikan warisan budaya bangsa yang adiluhung ini.
Sejalan dengan hal tersebut, katanya PT TWC juga berupaya mengembangkan pariwisata kawasan Borobudur berbasis potensi lokal, salah satunya melalui event "Borobudur Cultural Feast 2017".
Ia menuturkan gelaran ini wujud sinergi BUMN bekerja sama dengan budayawan, seniman, dan musisi di lingkungan Candi Borobudur.
"Semangat dari desa dan warga untuk menampilkan karya terbaiknya di bidang kuliner dan produk kreatif sangat tinggi. Hampir semua desa ikut mengisi stand yang disediakan panitia. Mereka menyuguhkan produk kuliner dan kreatif yang memiliki ciri khas dan merupakan produk lokal yang berkualitas tinggi," katanya.
Ia menyampaikan posisi Kemendikbud adalah sebagai penanggung jawab keberadaan cagar budaya termasuk lingkungan cagar budaya Borobudur Prambanan dan Ratu Boko.
"Sedangkan bagaimana kemudian hasil pemeliharaan, hasil perawatan dari Kemendikbud memang tidak boleh hanya sekadar berhenti pada perawatan dan pelestarian saja, tetapi juga memiliki nilai fungsional dalam arti ekonomis maupun budaya, tidak hanya untuk masyarakat sekitar Borobudur dan juga tidak hanya khusus orang Indonesia tetapi harus menjadi bermanfaat untuk dunia internasional," katanya.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setijono, mengatakan PT TWC sebagai pengelola Candi Borobudur memiliki kewajiban untuk melestarikan warisan budaya bangsa yang adiluhung ini.
Sejalan dengan hal tersebut, katanya PT TWC juga berupaya mengembangkan pariwisata kawasan Borobudur berbasis potensi lokal, salah satunya melalui event "Borobudur Cultural Feast 2017".
Ia menuturkan gelaran ini wujud sinergi BUMN bekerja sama dengan budayawan, seniman, dan musisi di lingkungan Candi Borobudur.
"Semangat dari desa dan warga untuk menampilkan karya terbaiknya di bidang kuliner dan produk kreatif sangat tinggi. Hampir semua desa ikut mengisi stand yang disediakan panitia. Mereka menyuguhkan produk kuliner dan kreatif yang memiliki ciri khas dan merupakan produk lokal yang berkualitas tinggi," katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017