Purbalingga (ANTARA News) - Sebanyak 105 grup kesenian dari berbagai sekolah dan instasi mengikuti pawai budaya yang bertajuk "Purbalingga Dalam Pelangi Budaya" yang digelar dalam rangka Hari Jadi Ke-187 Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Pawai budaya yang digelar pada hari Sabtu itu dimulai dari depan kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Purbalingga menuju Alun-Alun Purbalingga serta berakhir di Jalan Jambu Karang.
Saat melintas di depan panggung kehormatan yang berlokasi di depan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Purbalingga, setiap grup wajib menampilkan atraksi selama 5 menit.
Salah satu atraksi yang cukup menarik perhatian tamu undangan di panggung kehormatan berupa tari Peksi Muda yang dimainkan pelajar SMPN 1 Kalimanah.
Tari Peksi Muda yang berarti burung muda itu menggambarkan dinamisnya generasi muda dalam gerakan tarian pencak silat.
Kepala SMPN 1 Kalimanah Aris Munandar mengatakan bahwa seni pencak silat pada zaman penjajahan Belanda dilarang berkembang sehingga oleh masyarakat dikolaborasikan menjadi gerakan tari yang energik.
"Kesenian yang muncul pada zaman kolonial Belanda ini sudah hampir punah karena perkembangan zaman. Kami coba tampilkan kembali agar anak-anak kita mengetahui sejarahnya," katanya.
Saat ditemui wartawan di sela kegiatan, Bupati Purbalingga Tasdi mengatakan bahwa salah satu tujuan pawai budaya dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga adalah untuk melestarikan budaya lokal setempat agar tidak punah.
Selain pawai budaya, kata dia, peringatan Hari Jadi Ke-187 Kabupaten Purbalingga juga diisi dengan lomba karawitan yang diikuti seluruh komponen masyarakat khususnya generasi muda Purbalingga.
"Kita lihat tadi, para pelajar kita sangat antusias memainkan berbagai jenis tarian dan kreasi musik gamelan. Ini membuktikan generasi muda kita, khususnya para pelajar Purbalingga, sudah siap menjadi generasi pewaris budaya Jawa," katanya.
Ia mengatakan bahwa momentum Hari Jadi Kabupaten Purbalingga tidak hanya dilakukan secara seremonial, tetapi telah mampu menularkan pengetahuan budaya tempo dulu kepada generasi muda.
"Dengan demikian, kita tidak perlu khawatir budaya kita akan punah," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017