Bandarlampung (ANTARA News)- Panglima Armada Kawasan Barat(Armabar), Laksda Agus Suhartono, mengatakan bahwa TNI AL tetap menggelar operasi di luar kegiatan-kegiatan Patroli Terkoordinasi Malsindo (Malaysia-Singapura-Indonesia) dalam rangka mendukung keamanan kawasan Selat Malaka. "Selat Malaka sudah makin aman, dan Konferensi Organisasi Maritim Internasional (IMB-International Maritime Bureau) di Kuala Lumpur belum lama ini, menyatakan penurunan drastis angka perompakan di kawasan itu yang tidak terlepas dari operasi trilateral yang digelar Indonesia-Singapura-Malaysia," kata Pangarmabar, di Jakarta, Jumat. Pangarmabar pada Kamis (21/6) sore berada di Bandarlampung mengadakan pertemuan dengan jajaran Pemprov Lampung. Salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu adalah kondisi Selat Sunda dan Pantai Barat Sumatera. Menurut Laksda Agus, TNI AL menggelar operasi-operasi di luar patroli terkoordinasi dalam rangka menunjang keamanan Selat Malaka. TNI AL mengerahkan tujuh kapalnya dari Armabar untuk mengamankan Selat Malaka, dan empat kapal lainnya untuk melakukan patroli di Selat Singapura yang merupakan kawasan terpadat di dunia. Ia juga mengatakan bahwa TNI AL juga mengerahkan kapal-kapal perangnya untuk mengamankan kawasan Natuna. "Armabar mengerahkan lima kapal untuk melakukan patroli di kawasan Natuna. Pengamanan kawasan itu tidak bisa diabaikan," kata dia pula. Selain itu, Armabar juga mengerahkan empat kapal perangnya untuk mengamankan Selat Malaka dan Pantai Barat Sumatera yang merupakan pintu masuk ke Alur Laut Kepulauan I. "Karena Selat Sunda merupakan pintu masuk ke Alur Laut I, maka harus tetap diwaspadai, dan peran Lampung sangat strategis dalam mengamankannya. Untuk itu, Armabar berencana memindahkan Lantamal III di Gunung Sahari, Jakarta ke Teluk Ratai, Lampung secara bertahap," tegas dia lagi. Mengenai keikutsertaan Thailand dalam patroli terkoordinasi, ia mengatakan keputusannya masih menunggu hasil rapat komite yang melibatkan negara pesisir di Selat Malaka.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007