Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar rangkaian kereta atau rolling stock proyek kereta api ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) bisa diputuskan pada Januari 2018.


"Saya mau rolling stock ini supaya bisa segera diputuskan karena sudah satu tahun," kata Luhut di sela penandatanganan kredit sindikasi 12 perbankan dengan PT KAI untuk proyek LRT Jabodebek di Jakarta, Jumat.


Luhut juga mengaku telah mendorong Menteri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk segera memutuskan teknologi rangkaian kereta yang akan digunakan.


"Saya lapor ke Pak Budi, putusin Pak. Gak bisa lagi ini kelamaan. Jadi saya minya putuskan Januari karena target kita beroperasi LRT ini pertengahan 2019," katanya.


Mantan Kepala Staf Presiden itu mengatakan dalam kunjungan kerjanya ke Korea Selatan beberapa waktu lalu telah mendapati peluang kerja sama dengan Negeri Ginseng terkait sistem rangkaian kereta, terutama dari Hyundai Railroading Technology System (Rotem) yang sudah menyuplai dan membangun banyak sarana perkeretaapian dunia.

"Ini harus segera karena kita mau rolling stock ini transfer teknologi, dan salah satu yang kami lihat terbaik itu adalah Hyundai," katanya.


Di sisi lain, mantan Menko Polhukam itu juga meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengawasi proyek tersebut terutama untuk pengadaan rangkaian keretanya.


Sementara itu, Menhub Budi menyatakan akan mengkaji penggunaan rangkaian kereta untuk LRT Jabodebek.


Budi mengungkapkan adanya peluang kerja sama dengan Korsel, Jepang dan China terkait penggunaan rangkaian kereta, meski hingga saat ini belum ada keputusan akhir.


"Saya akan review nanti kita akan putuskan," ujarnya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017