"Jika berbicara indikator perempuan berdaya, maka harus merujuk pada indikator pembangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender," kata Netty Heryawan, di Bandung, Jumat.
Ditemui usai menjadi narasumber pada Bincang Perempuan Jawa Barat dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke-89 Tahun 2017 dengan tema "Perempuan Berdaya, Jawa Barat Sejahtera, Indonesia Jaya" di Area Parkir Timur Dekat Akses Museum Gedung Sate, Netty mengatakan indeks Pembangunan Gender mampu mengidentifikasi angka partisipasi anak-anak bersekolah.
Jika terlihat angka partisipasi kelompok perempuan masih rendah, kata dia, maka dapat disimpulkan adanya anggapan di masyarakat bahwa perempuan tidak perlu cerdas.
"Sehingga yang terjadi, orangtua melarang anak perempuan untuk melanjutkan sekolah. Nah Indeks Pembangunan Gender ini menjadi tolak ukur indikator pembangunan dan keberdayaan masyarakat itu sendiri, khususnya perempuan," kata dia.
Selanjutnya, kata Netty, Indeks Pemberdayaan Gender dibagi menjadi beberapa poin yaitu pertama berapa banyak perempuan yang menduduki ruang-ruang strategis, dihitung dari perempuan yang menjadi anggota legislatif dan eksekutif.
Yang kedua ialah berapa banyak perempuan yang menguasai sumber-sumber perekonomian.
"Kita ingin wajah-wajah perempuan Jawa Barat termasuk wajah perempuan Indonesia secara umum, adalah wajah yang berdaya. Sebagai problem solver bukan problem maker, tampil sebagai orang yang memberdayakan bukan orang yang mudah diperdaya," ujarnya.
Sehingga, lanjut Netty, pada akhirnya dapat menekan angka defisit pembangunan dan jika perempuan tidak berdaya maka akan menjadi korban kejahatan seksual dan human trafficking.
"Itulah pentingnya kata berdaya ini digelorakan dan disebarluaskan kepada masyarakat. Dan jangan sampai ada phobia terhadap kata berdaya," kata dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika mengatakan jika berbicara tentang pembangunan perempuan di Jawa Barat, telah banyak sekali ruang publik yang telah diisi oleh perempuan.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017