Gorontalo (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Gorontalo mengintensifkan sosialisasi pelestarian penyu kepada seluruh lapisan masyarakat.
Kepala BKSDA Gorontalo Syamsudin Hadju, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan sosialisasi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kabupaten Pohuwato, Boalemo dan Gorontalo Utara.
"Sosialisasi tersebut juga kami barengi dengan pelespasliaran tukik ke lautan. Dan dengan adanya gerakan melepas tukik serta penyu ke laut, maka masyarakat dapat sadar betapa pentingnya menjaga kelangsungan hidup penyu," ujar dia.
Ia mengungkapkan, jika masyarakat sering melihat pelespasliaran penyu baik secara langsung ataupun dari berbagai media yang ada, maka dapat memberikan pelajaran yang baik.
"Status penyu dilindungi dan memang harus dijaga populasinya di lautan bebas, tidak hanya oleh pemerintah atau instansi terkait, namun masyarakat juga perlu dilibatkan," tegas dia.
Syamsudin mengungkapkan siklus kehidupan penyu tidak semudah yang dibayangkan. Mulai dari bertelur dan menetas menjadi tukik untuk kembali ke lautan, banyak predator yang bisa memangsanya.
"Untuk seekor tukik bertahan hidup saja sudah sulit karena predator ikan besar yang ingin memangsanya sangat banyak, sehingga upaya untuk menjaga kelestariannya dari bertelur hingga dilepas harus dilakukan secara komperhensif," ungka dia, lagi.
Tidak hanya ancaman bahaya dari hewan predator, Syamsudin juga mengungkapkan bahwa manusia juga terkadang menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah penyu dengan mengambil telur hingga menangkap mereka di laut untuk dikonsumsi.
"Tukik yang kita lepaskan ke laut, biasanya adalah tukik yang kita anggap sudah bisa bertahan di laut agar tidak menjadi santapan ikan besar dan bisa berkembang biak hingga dewasa dan kembali melahirkan tukik-tukik lainnya," pungkas dia.
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017