Di depan gerbang utama masjid yang terkenal dengan sebutan Masjid Biru atau Blue Mosque ini, terdapat petugas keamanan yang berjaga dan menyaring pengunjung yang akan masuk ke area masjid.
Para pengunjung perempuan diwajibkan mengenakan tutup kepala atau hijab atau kerudung saat memasuki kawasan masjid. Sementara pengunjung laki-laki diharuskan berpakaian sopan.
Ketika Antaranews mengunjungi masjid tersebut, beberapa pengunjung perempuan yang tidak mengenakan hijab tidak diperkenankan masuk oleh petugas keamanan.
Di depan gerbang utama masjid juga terdapat tulisan "Masjid ditutup untuk pengunjung saat jam beribadah". Disesuaikan jadwal waktu shalat di Istanbul jadwal kunjungan wisatawan ke Masjid Sultan Ahmet setiap harinya adalah pada pukul 8.30 s.d. 12.00, 13.30 s.d. 15.00 dan 16.00 s.d. 17.15. Khusus hari Jumat, Masjid Sultan Ahmet baru membuka pintu untuk kunjungan wisatawan mulai pukul 14.15 waktu setempat, selepas waktu Shalat Jumat.
Meski informasi jadwal kunjungan wisatawan umum menuliskan masjid ditutup pada pukul 17.15, anda dengan mudah akan menemukan banyak foto yang berlatarkan Masjid Sultan Ahmet di malam hari atau langit dalam keadaan gelap. Walupun bukan tidak mungkin foto-foto itu diambil oleh jamaah yang mengabadikan momen mereka di masjid yang dibangun medio 1909-1916 itu.
Mengingat bangunan yang arsitekturnya di bawah arahan Sedefkar Mehmet Aga itu adalah sebuah rumah ibadah, setiap pengunjung bisa menunaikan shalat di dalamnya. Para pengunjung bisa terlebih dulu mengambil air wudhu di luar masjid, perempuan di sisi kiri dan laki-laki di sisi kanan.
Para pengunjung dari segala penjuru dunia terlihat menunaikan ibadah shalat bersama. Salah satunya adalah wisatawan asal Arab Saudi bernama Syarifa (20).
Syarifa tengah menghabiskan liburan sekolah bersama keluarganya di Istanbul, Turki.
"Ini pertama kali kami berkunjung ke Turki. Saya senang bisa berkunjung ke Masjid Sultan Ahmet," ujar Syarifa menjelang shalat Zuhur.
Pada kesempatan yang sama, Antaranews juga bertemu jamaah umroh asal Indonesia, Malaysia, Suriah, yang juga mampir untuk shalat Zuhur di sana.
"Iya, kami dari Indonesia. Setelah umroh, kami ada perjalanan ke Turki, salah satunya mengunjungi masjid ini," ujar Siti (52).
Ketika memasuki masjid, pengunjung akan disambut oleh puluhan lampu berbentuk melingkar yang menggantung jauh dari atap, bahkan mendekati atas kepala orang dewasa. Warna kuning lampu membuat suasana di dalam masjid menjadi hangat dan temaram.
Arsitektur khas Islam dengan tiang-tiang raksasa mencerminkan kemegawahan dan kemewahan masjid ini.
Masjid Sultan Ahmet dirancang dengan enam menara lancip, ramping dan menjulang, bangunan utamanya ditutup dengan lima kubah utama, dan enam kubah sekunder. Rancangan ini disebut sebut sebagai titik kulminasi dari dua abad perkembangan masjid masjid Emperium Usmaniyah.
Rancangan tersebut kemudian dipadu dengan tradisi arsitektur Islam dan menjadikannya sebagai Masjid Agung terahir yang di bangun pada periode klasik.
Rancangan masjid Sultan Ahmet dan masjid-masjid lain yang dibangun pada era Emperium Usmaniyah ini dikemudian hari menjadi salah satu rujukan rancang bangun Masjid di seluruh dunia dan kini dikenal sebagai gaya rancangan masjid Turki Usmani.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017