Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pelatih Ganda Putra Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Herry Iman Pierngadi menyatakan tujuan utama pemanggilan kembali Hendra Setiawan ke dalam skuat pemusatan latihan nasional adalah Piala Thomas 2018, Mei mendatang.
"Mengenai bergabungnya Hendra memang awalnya untuk program jangka pendek di Piala Thomas. Di pertandingan beregu, dibutuhkan pemain yang mentalnya sudah teruji. Waktu diskusi dengan tim ganda putra pun jawaban anak-anak adalah memanggil Hendra kembali. Toh selama di luar pelatnas pun Hendra masih eksis di pertandingan," tutur Herry dalam pernyataanya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sejatinya, ganda putra dinilai sebagai nomor yang paling bersinar pada 2017, tersebutlah pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang mendominasi dengan sukses memboyong tujuh gelar super series sekaligus mencetak sejarah baru sebagai pasangan ganda putra pertama yang meraih tujuh gelar dalam setahun.
Tak heran jika keduanya dinobatkan sebagai Male Player of The Year 2017 oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Namun dominasi Kevin/Marcus dinilai tak cukup bagi Herry untuk mengamankan angka di perebutan Piala Thomas 2018 yang bakal dilangsungkan di Bangkok, Thailand tersebut.
Alasan itu pula yang membuat Herry memanggil kembali Hendra Setiawan, salah satu pemain ganda putra terbaik Indonesia, untuk kembali bergabung dengan pasukan Cipayung selepas dirinya memilih jadi pemain profesional mulai awal tahun 2017 dan berpasangan dengan Tan Boon Heong (Malaysia).
Hendra rencananya kembali diduetkan dengan Mohammad Ahsan. Pasangan ini pernah menjadi ganda putra yang ditakuti.
"Ganda putra pertama Marcus/Kevin sudah mantap. Tetapi ganda kedua masih kurang. Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro dibilang jelek juga tidak, mereka dapat medali perak di kejuaraan dunia tahun ini, tetapi hasilnya memang tidak bisa maksimal lagi," ungkap Herry.
Kembalinya Ahsan dipasangkan dengan Hendra, membuat Rian harus dipasangkan dengan pemain lain. Menurut Herry, Rian paling cocok berpasangan dengan Angga Pratama.
Apalagi performa Angga yang selama ini berpasangan dengan Ricky Karanda Suwardi, juga kian menurun. Ricky rencananya bakal banting stir ke ganda campuran, berpasangan dengan Debby Susanto.
"Angga/Ricky sudah sulit berkembang. Mungkin teknik sudah mumpuni, tapi ada hal di luar teknik yang menjadi masalah, mereka sudah tidak saling percaya, chemistry-nya juga nggak dapet," ucap Herry.
"Angga berpasangan dengan Rian lagi, mereka memang paling cocok satu sama lain. Saya akan kasih kesempatan dalam setahun ini, kalau bisa panjang ya bagus, kalau nggak bisa ya mau dipasangkan sama siapa lagi?" ujarnya.
Sementara itu, Herry mengatakan tidak akan "menceraikan" pasangan muda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto meskipun penampilan mereka setahun belakangan tak terlalu menggembirakan.
"Kalau mereka memang sengaja mau saya tempa dulu, mereka pemain muda, baru main di level super series ini setahun belakangan. Mereka masih butuh waktu untuk lebih matang. Kalau dilihat dulu Kevin/Marcus butuh kurang lebih dua tahun untuk mencapai posisi seperti sekarang," ucap Herry.
Herry juga mengatakan, dirinya dan tim pelatih ganda putra tak lantas puas dengan capaian yang diraih anak-anak didiknya sepanjang tahun 2017, khususnya Kevin/Marcus yang disebut-sebut terlalu mendominasi pada super series sepanjang tahun ini.
"Ya tidak apa-apa dibilang mendominasi. Toh sebelum mereka juga ada Lee Yong Dae/Yoo Yong Sung yang juara terus. Saat itu kan saya juga memperhatikan, sebagai pelatih tentu merasa tertantang bagaimana bisa menghentikan mereka. Bagaimana bisa menciptakan pasangan-pasangan ganda putra yang bagus, siapa pun orangnya. Sekarang kita jaga perform saja," ucap Herry.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017