Yogyakarta (ANTARA News) - Pengaruh fenomena alam La Nina terhadap musim kemarau saat ini diperkirakan masih fluktuatif, sehingga terkadang turun hujan dan terkadang tidak, kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, Tiar Prasetya, Jumat. Menurut dia, pengaruh kuat La Nina hanya terjadi di utara Katulistiwa, seperti Kalimantan dan Sulawesi. "Bahkan di Sulawesi sempat terjadi banjir akibat curah hujan yang tinggi, meskipun wilayah itu sudah memasuki musim kemarau," katanya. Ia mengatakan BMG telah memprediksikan bahwa musim kemarau di seluruh wilayah Indonesia tahun ini dipengaruhi fenomena alam La Nina, sehingga meskipun kemarau tetapi peluang terjadi hujan masih tetap ada. "Fenomena seperti ini pernah terjadi pada 1990-an," kata Tiar. Fenomena alam La Nina merupakan fenomena global akibat interaksi laut dan atmosfer yang ditandai dengan memanasnya suhu permukaan air laut di kawasan Pasifik, sehingga memunculkan peluang terjadinya hujan, meskipun musim kemarau. Sementara itu, menurut dia, yang perlu diwaspadai adalah ancaman kekeringan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) antara Agustus-September mendatang. "Sedangkan puncak musim kemarau 2007 di wilayah DIY diperkirakan mundur dari semula antara Juni-Juli menjadi Juli-Agustus," katanya. Mundurnya puncak musim kemarau disebabkan kondisi musim kemarau yang basah seperti sekarang, yakni meskipun kemarau tetapi berpeluang terjadi hujan, katanya lagi. (*)

Copyright © ANTARA 2007