"Saya mendapatkan bantuan mesin dengan kekuatan 8,5 PK, padahal sampan kayu yang saya gunakan maksimal hanya mampu menggunakan mesin 5,5 PK," kata salah seorang nelayan dari Desa Pengambengan, Kecamatan Negara yang minta namanya tidak disebutkan, Selasa.
Nelayan ini mengatakan, mesin tempel berbahan bakar elpiji itu hanya cocok untuk sampan fiber yang bobot dan ukurannya lebih besar dibandingkan sampan kayu.
Ia mengaku, tidak berani memaksakan diri memasang mesin tersebut pada sampan kayu miliknya, karena khawatir tenggelam.
"Selain berat, dorongan mesin yang terlalu besar bisa membuat ujung depan sampan kayu justru menukik ke bawah laut, apalagi kalau ada ombak besar," katanya.
Menurutnya, saat pengajuan bantuan mesin tersebut lewat kelompok nelayan, dirinya sudah mengisi kebutuhan mesinnya berkekuatan 5,5 PK.
Agar mesin bantuan pemerintah tersebut bisa berfungsi, ia mengatakan, masih mengumpulkan modal untuk membeli sampan berbahan fiber yang harganya mencapai Rp25 juta.
Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Jembrana Made Dwi Maharimbawa saat dikonfirmasi mengatakan, spesifikasi mesin bantuan tersebut sudah diverifikasi dari Kementerian ESDM, sementara pihaknya hanya data nelayan dari yang dijaring dari tingkat dusun hingga desa.
"Verifikasi sudah dilakukan, harusnya kalau nelayan bersangkutan merasa tidak cocok, bisa menolak saat verifikasi atau saat penerimaan," katanya.
Namun ia mengakui, seluruh mesin yang dibagikan kepada nelayan berkekuatan 8,5 PK, dari rekanan pemenang tender di pusat.
Kepada nelayan penerima bantuan ia mengingatkan, agar tidak menjual mesin tersebut, karena bantuan ini diawasi oleh BPKP yang memegang data lengkap nelayan penerima serta nomer mesinnya.
"Kalau ada yang menjual dengan modus apapun bisa kena sanksi. Kami di kabupaten sudah memfasilitasi agar nelayan Jembrana mendapatkan bantuan mesin tersebut, tolong dijaga dan digunakan dengan baik," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya mengusulkan ke Kementerian ESDM bantuan mesin untuk 2.266 nelayan namun setelah diverifikasi sebanyak 1.305 nelayan yang dinyatakan lolos.
Dari jumlah mesin tersebut didistribusikan ke nelayan di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Jembrana, dengan jumlah masing-masing bervariatif.
Bupati Jembrana I Putu Artha saat menyerahkan mesin tersebut pada tanggal 13 Oktober berharap, bantuan ini meningkatkan kesejahteraan nelayan serta mengikis kesan daerah pesisir merupakan kantong kemiskinan.
Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017