Beirut (ANTARA News) - Lebanon, Kamis, menyatakan kemenangan dalam perangnya selama 33 hari melawan sebuah kelompok militan yang diilhami-al Qaida di sebuah kamp pengungsi Palestina dan mengatakan operasi militernya telah berakhir. Pertempuran antara tentara dan gerilyawan di dalam kamp Nahr al-Bared itu adalah wabah kekerasan terburuk di Libanon sejak berakhirnya perang saudaranya 17 tahun lalu dan menewaskan sedikitnya 166 orang. "Saya bisa mengatakan pada rakyat Libanon bahwa mulai sekarang operasi militer di Nahr al-Bared telah rampung," Menteri Pertahanan Elias al-Murr mengatakan pada televisi LBC Libanon seperti dilaporkan Reuters. "Semua posisi teroris telah hancur," katanya dan menambahkan bahwa para anggota Fatah al-Islam yang selamat telah mundur dari pinggir Nahr al-Bared di Libanon utara ke daerah sipil jauh di dalam kamp. Murr mengatakan tentara akan mempertahankan pengepungan di sekitar kamp itu hingga semua gerilyawan Fatah al-Islam menyerah, termasuk pemimpin mereka Shaker al-Abssi. "Mereka harus menyerah...Tidak cukup baik untuk mengatakan Abssi telah tewas, jika ia telah tewas, berikan pada kami mayatnya," katanya. Murr mengatakan, tentara akan melanjutkan sementara operasi pengepungan itu serta menjinakkan ranjau dan bom di pinggiran kamp tersebut. Sejumlah saksi mengatakan tembak-menembak senjata mesin berlanjut di kamp itu setelah pengumuman Murr menyusul satu hari bentrokan sporadis. Pertempuran itu berpusat di beberapa daerah yang dikuasai oleh gerilyawan di pinggir kamp. Pasukan keamanan dilarang masuk 12 kamp pengungsi Palestina di Libanon oleh satu perjanjian 1969. Pertempuran itu merupakan konflik internal terburuk sejak perang saudara 1975-1990. Sedikitnya 166 orang, termasuk 76 tentara, lebih dari 60 militan dan 30 warga sipil telah tewas akibat pertempuran itu, yang juga menghancurkan banyak dari kamp tersebut. Tentara mengatakan Fatah al-Islam memulai konflik itu pada 20 Mei dengan menyerang sejumlah posnya. Kelompok itu, yang mencakup petempur dari seluruh dunia Arab, mengatakan mereka bertindak sebagai pertahanan-diri. Murr mengatakan dalam satu wawancara surat kabar yang dipublikasikan sebelumnya bahwa beberapa dari pejuang yang ditangkap adalah anggota al Qaida. "Ada sebagian dari mereka yang anggota secara langsung al Qaida," kata Murr pada surat kabar An-Nahar. Fatah al-Islam mengatakan mereka tidak memiliki hubungan organisatoris dengan al Qaida tapi membagi ideologi militannya. Sebagian besar dari 40.000 penghuni kamp itu telah melarikan diri pada hari-hari pertama pertempuran, yang telah menghancurkan banyak dari jalan kecil yang terletak simpang-siur di tepi laut Laut Tengah itu. Suriah yang berdekatan Rabu menutup salah satu perlintasan perbatasannya ke Libanon Utara. Suriah telah menutup tiga perlintasan ke Libanon utara, dengan menyebut kekhawatiran keamanan sejak mulainya pertempuran di Nahr al-Bared. Para pemimpin Libanon anti-Suriah mengatakan Fatah al-Islam adalah kakitangan intelijen Suriah. Suriah dan kelompok itu membantah hubungan tersebut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007