Yogyakarta (ANTARA News) - Kedatangan bus di Terminal Giwangan Yogyakarta mengalami keterlambatan sekitar empat jam, baik bus dari arah timur seperti Solo dan Surabaya maupun dari arah barat seperti Cilacap, Purwokerto dan Jakarta.

"Keterlambatan sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Kepadatan lalu lintas di sepanjang jalur yang dilalui menjadi penyebab bus terlambat masuk terminal," kata Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Giwangan Yogyakarta Bekti Zunanta di Yogyakarta, Selasa.

Meskipun mengalami keterlambatan, namun Bekti menyatakan tidak ada penumpukan penumpang yang terlalu banyak di Terminal Giwangan dan penumpang yang ada bisa terangkut menggunakan bus reguler.

"Kami belum memberangkatkan bus cadangan atau meminta bantuan tambahan bus ke Organda. Seluruh penumpang masih bisa terlayani oleh bus reguler," kata Bekti.

Lonjakan jumlah penumpang di Terminal Giwangan, baik yang diberangkatkan maupun datang ke terminal kelas II A tersebut mulai terjadi pada Jumat (22/12) dengan masing-masing sekitar 12.000 penumpang yang datang maupun berangkat.

Jumlah penumpang terus meningkat pada Sabtu (23/12) dengan 15.953 penumpang datang dan 14.968 penumpang berangkat dan puncak kedatangan penumpang di Terminal Giwangan terjadi pada Minggu (24/12) dengan 17.396 penumpang dan 17.367 penumpang yang diberangkatkan.

"Penumpang yang diberangkatkan dari Terminal Giwangan masih cukup banyak hingga Senin (25/12), namun untuk penumpang yang datang sudah mulai berkurang," kata Bekti.

Bekti memperkirakan, puncak arus balik libur akhir tahun akan terjadi pada Selasa 2 Januari 2018 dengan sekitar 17.000 penumpang yang diberangkatkan menggunakan sekitar 1.480 bus.

Selama libur panjang akhir tahun, Bekti memastikan bahwa armada bus yang diberangkatkan dari Terminal Giwangan sudah memenuhi standar laik jalan.

"Kami rutin melakukan pengecekan kondisi kelaikan bus, semuanya sudah memenuhi syarat laik jalan. Biasanya, pemilik bus takut jika bus tidak diberangkatkan sehingga melakukan perawatan kendaraan dengan baik," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017