Kinshasa (ANTARA News) - Sebuah pesawat penumpang dalam negeri jatuh di sebuah rawa di Republik Demokratik Kongo tenggara Kamis, menewaskan sedikitnya satu orang, dan beberapa pejabat mengatakan sembilan penumpang lainnya terperangkap dalam puing. Sedikitnya 12 orang selamat, tapi semuanya luka-luka. Penumpang yang dipastikan tewas itu adalah seorang anggota parlemen Kongo. Pesawat baling-baling bermotor-dua Let Kunovice L-410 buatan-Republik Cheko yang dioperasikan oleh Karibu Airways itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Kamina, di provinsi tambang Kongo, Katanga, ketika dalam penerbangan ke ibukota provinsi Lubumbashi. "Pesawat itu terbalik di sebuah rawa dengan roda dan sayap di atas permukaan (rawa)," kata mendagri provinsi Katanga Dikanga Kazadi seperti dikutip Reuters. "Ada sembilan orang yang masih terperangkap di dalam. Kami tidak tahu keadaan mereka." Ke 12 orang selamat yang luka-luka telah dibawa ke sebuah rumah sakit setempat. Mereka itu termasuk dua dokter Kongo yang bekerja pada Organisasi Kesehatan Dunia dan kementerian kesehatan, kata beberapa pejabat PBB Penumpang yang tewas telah diidentifikasi sebagai Mbuyu Mibanga, seorang anggota Majelis Nasional. Kewarganegaraan penumpang lainnya dan awak pesawat tidak diketahui dengan segera. Kecelakaan itu adalah yang terakhir dalam serangkaian kecelakaan udara dalam beberapa tahun terakhir di bekas jajahan Belgia yang luas itu, yang memiliki beberapa jalan aspal dan dianggap sebagai salah satu negara yang sangat berbahaya di dunia untuk perjalanan udara sipil. Pesawat tua yang kebanyakan dibuat di bekas blok Soviet itu telah digunakan secara luas untuk mengangkut penumpang dan barang antar-provinsi. Tahun lalu, Uni Eropa melarang semuanya kecuali satu dari 51 pesawat yang beroperasi di Kongo melakukan penerbangan di Eropa. Asosiasi Transportrasi Udara Internasional (IATA) mengatakan catatan keselamatan udara dari beberapa negara Afrika, termasuk Kongo, sebagai "memalukan" bagi industri itu. Menyusul kecaman itu, pemerintah Kongo berusaha untuk meningkatkan keselamatan udaranya dengan melarang terbang beberapa perusahaan penerbangan dan mengatur jumlah barang yang dapat diangkut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007