Sebenarnya saya ingin sekolah lagi seperti dulu
Cox's Bazar (ANTARA News) - Muhammad Ayas, berusia 14 tahun, adalah pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dari desa asalnya di Buthidaung, distrik Maungdaw, Myanmar.
Dalam pelariannya, Ayas dan keluarga berjalan kaki menyusuri hutan selama delapan hari.
Setelah berbulan-bulan hidup di kamp pengungsian, Ayas membantu keluarganya mencari uang dengan berjualan keliling di kamp pengungsian menggunakan sepeda.
Ayas mengumpulkan uang dengan meminjam dari beberapa saudaranya untuk modal jualan. Ayas memiliki tujuh saudara laki-laki dan dua saudara perempuan.
Ia menyewa sepeda dari orang Bangladesh, sedangkan makanan yang dijual ia beli di pasar tradisional, tak jauh dari lokasi kamp pengungsian.
Ayas baru sekitar seminggu berjualan. Dari pengakuannya, ia mendapat penghasilan 150 taka (sekitar Rp24.500) per hari.
"Saya terpaksa berjualan. Sebenarnya saya ingin sekolah lagi seperti dulu," kata Ayas saat ditemui ANTARA News di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh.
Ayas berjualan keliling kamp pengungsian mulai pukul 10.00 sampai pukul 16.00. Makanan yang ia jual bermacam-macam, mulai dari jajanan, cemilian, sampai bumbu masakan. Kadang, ia ditemani adik perempuan dan sepupunya mendatangi kamp-kamp pengungsian.
Kisah selengkapnya tentang Ayas, simak video berikut:
Baca juga rangkaian Laporan dari Bangladesh berikut:
Jadi saksi bisu pelarian Rohingya, Sungai Naf dikunjungi turis lokal
Rohingya sudah tak percayai janji Myanmar, repatriasi itu "bohong"
Mimpi buruk pengungsi Rohingya (video)
Bengisnya tentara Myanmar, mimpi buruk Rohingya
Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017