Kota Vatikan (ANTARA News) - Paus Fransiskus sangat membela imigran dalam misa Malam Natal, Minggu, membandingkannya dengan Maria dan Yusuf yang tidak menemukan tempat tinggal di Bethlehem dan mengatakan keimanan mengharuskan orang-orang asing disambut baik.

Paus Fransiskus merayakan Natal kelima sebagai pemimpin 1,2 miliar umat Katolik Roma di dunia, memimpin sebuah misa kudus untuk sekitar 10.000 orang di Basalika Santo Petrus, sementara banyak dari pengikutnya mengikuti kebaktian di luar lapangan.

Keamanan tampak ditingkatkan, para peserta misa diperiksa saat mereka mendekati Lapangan Santo Petrus, bahkan sebelum melewati detektor logam untuk memasuki Basilika. Lapangan tersebut telah diamankan beberapa jam sebelumnya, sehingga prosedur keamanan bisa dilakukan.

Pembacaan Injil di Misa di gereja terbesar umat Kristiani tersebut menceritakan kisah Bibel tentang bagaimana Maria dan Yusuf harus melakukan perjalanan dari Nazaret ke Bethlehem untuk terdaftar dalam sebuah sensus yang diperintahkan Kaisar Romawi Kaisar Augustus.

"Begitu banyak jejak lain yang tersembunyi dalam jejak Yusuf dan Maria. Kami melihat jejak seluruh keluarga yang dipaksa pergi pada zaman kita sekarang. Kami melihat jejak jutaan orang yang tidak memilih untuk pergi, namun diusir dari tanah mereka, meninggalkan orang-orang mereka yang tersayang," ujar Paus Fransiskus.

Bahkan para gembala yang menurut Alkitab pertama menyaksikan bayi Yesus adalah "orang-orang yang terpinggirkan" yang dianggap orang asing yang kotor dan bau, kata Paus.

"Mereka cenderung dicurigai itikadnya. Mereka adalah pria dan wanita untuk dijaga jaraknya, untuk ditakuti," ujarnya. Demikian laporan Reuters.


(Uu.KR-DVI/M016)

Pewarta: antara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017