"Kami beri nama Durian Upin Ipin," kata Abong, pedagang durian di Bintan Berkapur, Senin.
Ia mengatakan wisatawan menyukai durian kecil, ringan dan memiliki rasa yang unik ini. "Upin Ipin" ini memang hanya sebesar genggaman tangan orang dewasa, namun memiliki bijinya, sedangkan dagingnya tebal.
Meski agak pahit, durian berwarna susu ini mengeluarkan aroma durian upin ipin sangat khas sehingga orang ketagihan untuk terus menikmatinya sehingga tidak cukup satu buah.
"Kulitnya tipis, isinya tebal, lezat," kata Abong setengah berpromosi.
Warga Tanjungpinang, wisatawan domestik, wisatawan asal Malaysia dan Singapura menyukai durian yang setiap hari terjual puluhan buah ini.
Durian ini hanya bisa ditemukan pembeli dari pagi hingga siang.
"Harganya juga sama dengan durian tembaga Rp40.000 per kilogram, Kalau siang sudah habis," kata Abong.
Pemilik kebun durian ini di Bintan terbatas. Abong sendiri hanya menjualkan milik seorang warga.
"Hari ini saya jual Durian Upin Ipin milik Pak Haji," katanya tanpa mengungkapkan siapa si haji ini.
Abong juga menjualkan durian pisang emas. Bentuk dagingnya mirip pisang. Warna pisang ini keemasan. Aromanya khas, dan rasanya tentu saja enak.
"Durian ini langka. Harganya juga lebih mahal," kata dia.
Tidak semua pedagang menjual dua jenis durian ini karena para pedagang juga menjual durian tembaga, mentega dan durian biasa.
"Durian mentega dan tembaga diminati," kata Fadel.
Seorang wisatawan asal Malaysia, Ayu, mengaku menikmati durian Bintan Berkapur. Dalam sehari, Ayu dan suaminya menghabiskan 7-8 buah durian.
"Enak. Lebih sedap makan durian upin, pisang emas dan durian tembaga," kata Ayu.
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017