Jakarta (ANTARA News) - PT Rajawali Korpora secara resmi telah menyatakan mengundurkan diri sebagai calon mitra strategis PT Garuda Indonesia karena hingga kini belum ada jawaban tegas terhadap kesediaan perusahaan itu untuk membantu dan mengembangkan BUMN Penerbangan itu. "Secara resmi surat pengunduran itu diajukan pada 14 Juni 2007 dan ditembuskan ke Presiden RI, Wakil Presiden, Menneg BUMN dan Direksi Garuda," kata Chief External Relation PT Rajawali Korpora, Frits Simandjutak saat dihubungi di Jakarta, Kamis. Sebelumnya, Menneg BUMN Sofyan A. Djalil secara terpisah menyatakan pihaknya menunda rencana strategic sale 49 persen saham PT Garuda Indonesia karena belum tuntasnya restrukturisasi di BUMN penerbangan itu. Menurut Fritz, sebelumnya pihaknya mendengar bahwa rencana strategic sale 49 persen saham Garuda itu akan ditunda. "Sebelum 14 Juni, saya mendengar juga selentingan itu," katanya. Fritz menegaskan, pengunduran diri sebagai calon mitra strategis Garuda tersebut karena pemerintah dan pihak terkait lainnya, juga belum menjawab surat expression of interest yang diajukan Rajawali pada Januari 2007. Kendati begitu, Fritz memastikan, pihaknya masih berminat masuk di Garuda, jika lain waktu pemerintah masih memberikan peluang untuk kemungkinan strategic sale lagi. "Garuda bagaimana pun juga potensinya besar untuk dikembangkan," katanya sambil menambahkan bahwa kini pihaknya sudah mengalihkan rencana pembelian saham Garuda itu ke sektor lain.Pada kesempatan sebelumnya, Menneg BUMN Sofyan A. Djalil mengatakan, pemerintah berupaya membenahi kondisi Garuda dulu sehingga bisa mendapatkan nilai tambah lebih besar. "Kami harapkan setelah tuntas, Garuda bisa go public. Kami perkirakan pada 2009 rencana itu bisa direalisasikan," ujarnya. Dia menjelaskan dirinya baru pulang dari Perancis terkait negosiasi utang Garuda. Pada saat ini utang BUMN itu mencapai 794 juta dolar AS yang sebagian besar dari Export Credit Agency (ECA). Sofyan menambahkan penundaan rencana strategic sale tersebut akan berdampak positif mengingat kondisi Garuda dapat diperbaiki terlebih dahulu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007